Newsletter

Kabar Gembira dari Amerika, Sudah Saatnya Berpesta?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Jumat, 13/01/2023 05:55 WIB
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan Kamis (12/1) dan memangkas kinerja buruk IHSG yang tercatat mengawali tahun 2023 sebagai salah satu indeks acuan dengan performa paling buruk di kancah global.

Pada perdagangan kemarin IHSG berakhir di 6629,934 atau terapresiasi 0,69% secara harian. Kemarin, IHSG akhirnya secara eksklusif diperdagangkan di zona hijau. Penguatan ini merupakan yang kedua dalam minggu ini dan dalam empat hari perdagangan minggu ini koreksi IHSG terpangkas turun menjadi 0,82% (week to date). IHSG dapat menorehkan kinerja positif mingguan apabila pada perdagangan hari ini IHSG mampu naik setidaknya 55 poin.

Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan pelemahan 3,22%.

Setelah beberapa hari menjadi pemberat (laggard) IHSG, emiten perbankan raksasa kemarin tercatat menguat dan menjadi penggerak utama kenaikan harga indeks. Dua emiten big four yakni Bank Mandiri (BMRI) dam Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menduduki posisi teratas daftar penggerak (movers)IHSG. Sementara itu emiten batu bara menjadi laggard dengan tiga teratas secara berurutan diisi oleh Bayan Resources (BYAN), Adaro Energy Indonesia (ADRO) dan Bumi Resources (BUMI).

Kemarin, sektor teknologi dan finansial melejit naik masing-masing 1,66% dan 1,64%. Sedangkan sektor energi serta transportasi dan logistik menjadi yang paling tertekan dengan pelemahan masing-masing 1,03% dan 0,94%.

Investor asing tercatat kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 462 miliar di seluruh pasar dan secara total sejak awal tahun telah mencapai Rp 4,15 triliun. Lagi-lagi saham yang dilego asing berasal dari sektor perbankan dengan net sell asing di BBCA dan BMRI tercatat senilai Rp 201 miliar dan Rp 110 miliar. Sementara itu saham emiten tambang emas milik Grup Saratoga, Merdeka Copper Gold (MDKA), tercatat menjadi yang paling diburu asing. Saham tersebut juga mencatatkan net buy tertinggi sejak awal tahun dan telah menguat 8% pada 2023.

Kemarin IHSG akhirnya bergerak searah dengan mayoritas bursa Asia-Pasifik lainnya yang kembali ditutup di zona hijau. Hanya indeks bursa saham India dan Singapura yang tercatat melemah di Asia kemarin.

Dari pasar keuangan lain, nilai tukar rupiah kembali tercatat menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin melanjutkan kinerja apik Rabu (11/1) lalu.Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akhirnya merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor (DHE) mendongkrak kinerja rupiah sejak kemarin.

Melansir data Refinitiv, rupiah sempat melesat hingga 1,26% ke Rp 15.285/US$. Level tersebut merupakan yang terkuat dalam 3 bulan terakhir, lalu penguatan tersebut terpangkas jelang penutupan perdagangan dengan rupiah berakhir di Rp 15.336/US$, menguat 0,93%.

Aturan revisi DHE yang ditahan lama di dalam negeri membuat pasokan dolar AS kembali bertambah dan rupiah mampu melesat.

Selain itu, investor asing mulai masuk lagi ke pasar obligasi sekunder. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR), pada 1 - 10 Januari terjadi capital inflow hingga Rp 12 triliun.

Masuknya kembali dana asing di pasar obligasi tampaknya terlihat dari harganya yang kembali menguat, dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) untuk semua tenor tercatat turun pada perdagangan kemarin.


(fsd/fsd)
Pages