Newsletter

Kabar Gembira dari Amerika, Sudah Saatnya Berpesta?

Feri Sandria, CNBC Indonesia
13 January 2023 05:55
Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York
Foto: Bendera Amerika tergantung di luar Bursa Efek New York di New York (AP/Frank Franklin II)

Pasar saham Amerika Serikat (AS) kembali ditutup naik pada perdagangan Kamis (11/1) waktu New York, karena investor semakin percaya diri setelah mencerna data inflasi AS terbaru. Data tersebut diharapkan dapat menjadi sentimen positif bagi teredamnya kenaikan suku bunga The Fed.

Indeks S&P 500 berakhir menguat 0,34%, dengan Dow Jones Industrial Average naik 0,64%. Sementara itu, indeks padat teknologi Nasdaq terapresiasi 0,64%.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen (IHK) AS untuk bulan Desember naik 6,5% secara tahunan (yoy). Namun lajunya telah melambat dalam enam bulan beruntun, dengan catatan tingkat inflasi AS November berada di angka 7,1%.

Menanggapi data tersebut, para pedagang semakin yakin bahwa Fed akan memperlambat laju pengetatan pada pertemuan mendatang. Wall Street secara luas mengharapkan bank sentral untuk menaikkan target suku bunga acuan sebesar 25 bpa ke kisaran antara 4,5% dan 4,75% pada 1 Februari mendatang.

Presiden The Fed Boston Susan Collins mengatakan dalam wawancara dengan New York Times bahwa dia condong ke arah kenaikan suku bunga yang lebih kecil, yakni sebanyak seperempat poin persentase pada pertemuan berikutnya. Pada hari Jumat, investor akan mengurai pernyataan yang dijadwalkan akan diberikan oleh Collins dan dua pejabat senior Fed lainnya.

Federal-funds futures, yang digunakan oleh investor dan pedagang sebagai barometer potensi kenaikan suku bunga acuan menunjukkan peluang 77% bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps, menurut CME Group. Jika sesuai ekspektasi, kenaikan tersebut akan menjadi pelambatan dari kenaikan 50 bps bulan lalu dan menandai kenaikan suku bunga terkecil sejak Maret.

Pengungkapan kinerja keuangan kuartal terakhir tahun lalu yang akan dimulai oleh perusahaan perbankan Jumat besok juga menjadi perhatian utama para investor. Secara keseluruhan, analis memperkirakan perusahaan S&P 500 melaporkan penurunan pendapatan kuartalan pertama mereka dari tahun ke tahun sejak penyebaran pandemi Covid-19 pada tahun 2020.

(fsd/fsd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular