Selamatkan Ekonomi, Bank Sentral Bawa Dunia ke Jurang Resesi

Seperti disebutkan sebelumnya, nilai tukar yen langsung menguat tajam ketika BoJ sedikit mengubah kebijakannnya. Sepanjang 2022 yen tercatat melemah sekitar 14% melawan dolar AS ke kisaran US$ 131/US$. Namun, posisi tersebut jauh menurun dari level terlemah 22 tahun JPY 151,94 yang dicapai pada 21 Oktober 2022.
Yen akan menjadi mata uang yang menarik pada 2023, sebab BoJ menjadi satu-satunya bank sentral utama dunia yang belum mengetatkan kebijakan moneternya. Ketika itu dilakukan, maka kurs yen tentunya berpeluang menguat tajam.
Rapat kebijakan moneter BoJ bulan ini akan berlangsung pada tanggal 17 -18. Harian Nikkei yang mengutip sumber terkait mengatakan Kuroda dkk akan menaikkan proyeksi inflasi mereka, dan bisa jadi menguatkan ekspektasi BoJ sebentar lagi akan mulai mengetatkan kebijakannya.
Sumber yang dikutip Nikkei tersebut mengatakan BoJ akan menaikkan proyeksi inflasi inti tahun fiskal 2022 menjadi 3% dari sebelumnya 2,9%. Kemudian untuk tahun fiskal 2023 dinaikkan menjadi 1,6% - 2% dan hampir 2% di 2024. Proyeksi tersebut lebih tinggi ketimbang yang diberikan Oktober lalu sebesar 1,6% pada tahun ini dan 2024.
Jika melihat proyeksi tahun fiskal 2022 dan 2023, terjadi penurunan. Langkah yang ditempuh untuk menurunkan inflasi tersebut tentunya pengetatan moneter.
Apalagi, dengan berakhirnya masa jabatan Gubernur Haruhiko Kuroda pada April 2023, tentunya potensi perubahan kebijakan bisa terjadi, dan yen bisa menguat tajam.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)