CNBC Indonesia Outlook 2023

Selamatkan Ekonomi, Bank Sentral Bawa Dunia ke Jurang Resesi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 January 2023 08:00
Jerome Powell
Foto: Reuters

Pengurangan balance sheet artinya quantitative tightening (QT), di mana bank sentral menjual obligasi yang dimiliki, sehingga jumlah uang yang beredar kembali diserap.

Sebelumnya saat pandemi Covid-19, bank sentral menyuntikkan likuiditas ke perekonomian melalui program pembelian obligasi atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE). The Fed misalnya program quantitative easing yang dilakukan menyentuh angka US$ 4,8 triliun. Alhasil neraca The Fed saat ini nyaris mencapai US$ 9 triliun pada Maret 2022 lalu.

Di waktu yang sama, The Fed mengumumkan akan melakukan quantitative tightening senilai US$ 95 miliar per bulan. Pada pertengahan Desember lalu, nilai balance sheet bank sentral pimpinan Jerome Powell ini turun menjadi US$ 8,6 triliun.

QT masih akan terus dilakukan The Fed di tahun ini, dolar AS yang beredar di pasar akan diserap, hal ini tentunya mendongkrak kinerja the greenback.

Tidak hanya The Fed, ECB juga melakukan QT senilai EUR 15 miliar per bulan mulai Maret nanti.

Bank sentral yang disebutkan sebelumnya sudah melakukan pengetatan pada tahun lalu, hanya ada satu yang belum yakni Bank of Japan (BoJ).

Namun, pada 2023 BoJ seperti akan mengikuti arus. Hal ini terindikasi dari perubahan kebijakan yang diambil penghujung tahun lalu. BoJ di bawah pimpinan Haruhiko Kuroda memperlebar kebijakan yield curve control (YCC) menjadi 50 basis poin dari sebelumnya 25 basis poin.

YCC merupakan kebijakan BoJ yang menahan imbal hasil (yield) obligasi tenor 10 tahun dekat dengan 0%. Ketika yield mulai menjauhi 0% maka BoJ akan melakukan pembelian obligasi.

Pembelian tersebut artinya BoJ menyuntikkan likuiditas ke perekonomian.

Kini dengan YCC diperlebar menjadi 50 basis poin, kebijakan BoJ menjadi lebih fleksibel, likuiditas yang disuntikkan ke perekonomian menjadi lebih kecil.

"Ini di luar perkiraan, kami melihat mereka (BoJ) mulai menguji respon pasar dari exit strategy yang akan diambil," kata Bart Wakabayashi, branch manager di State Street Tokyo, sebagaimana dilansir Reuters Selasa (20/12/2022).


HALAMAN SELANJUTNYA >>> Rupiah Akan Baik-Baik Saja?

(pap/pap)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular