
Jokowi Impor Beras, Ini Data Lengkap Era Presiden Sebelumnya

Impor beras era Habibie (1998-1999)
Setelah Soeharto lengser, Baharudin Jusuf (BJ) Habibie langsung menempati posisi presiden Indonesia pada Oktober 1999.
Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Habibie mengingat kondisi perekonomian kala itu masih dalam tahap pemulihan akibat krisis ekonomi hebat pada 1998. Impor beras pada waktu itu masih tetap dilakukan pemerintah Indonesia.
Beras sebanyak 3 juta ton diimpor Indonesia dari berbagai negara dan itu merupakan rekor yang bertahan hingga sekarang. Namun, angka tersebut berhasil diturunkan pada 2000 yang hanya mengimpor 1,35 juta ton beras.
Impor beras era Gus Dur (1999-2001)
Pada masa kepemimpinanan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, pemerintah Indonesia juga belum juga bisa terlepas dari impor beras. Selama masa kepemimpinannya sejak 2001-2004, Gus Dur tercatat melakukan impor beras sebanyak empat kali.
Total selama kurang lebih empat tahun memimpin Indonesia, Gus Dur melakukan kebijakan impor sebanyak 4,115 juta ton. Rinciannya, 644,7 ribu ton pada 2001, kemudian melonjak tajam menjadi 1,805 juta ton pada 2002.
Impor beras semakin turun di dua tahun sisa masa kepemimpinan Gus Dur, yakni 1,428 juta ton pada 2003 dan 236,8 ribu ton pada 2004.
Impor beras era Megawati (2001-2004)
Beberapa mengalami pergantian pemimpin, kenyataan pahit yang harus diterima bahwa Indonesia masih bergantung pada impor. Meskipun, dalam catatannya Capaian impor beras yang tergolong sedikit tersebut terlaksana di masa peralihan kekuasaan dari Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ke Megawati.
Setahun berselang, di 2002 Megawati mengimpor beras sebanyak dua kali lipat lebih, tepatnya sejumlah 1.805.379 ton atau seharga US$ 342,5 juta. Di tahun 2003, data impor beras Indonesia sedikit menurun menjadi 1.428.505 ton selama setahun, atau senilai US$ 291,4 juta.
Di ujung masa jabatannya, dan memasuki awal kepemimpinan SBY, angka impor beras Indonesia kembali turun drastis menjadi hanya 236.866 ton atau setara denganUS$ 61,7 juta. Ini terjadi pada tahun 2004, lagi-lagi merupakan masa kampanye Pemilu.
Impor beras era SBY (2004-2014)
Di masa kepemimpinannya, pada 2005 Presiden SBY sempat menorehkan data impor beras dengan jumlah paling sedikit, yakni 189.616 ton atau setara US$ 51,4 juta.
Setahun berselang, pemerintahan SBY mengimpor beras 438.108 ton sepanjang tahun 2006 atau setara US$ 132,6 juta. Namun lonjakan impor beras secara drastis terjadi di tahun berikutnya, sebesar 1.406.847 ton di 2007 atau setara US$ 467,7 juta.
Jelang memasuki masa kampanye, dua tahun berturut-turut grafik impor beras Indonesia kembali menurun. Di 2008, Indonesia hanya impor beras 289.689 ton atau setara US$ 124,1 juta, dan di tahun 2009 kembali menurun menjadi 250.473 ton atau senilai US$ 108,1 juta.
Pada masa Pemilu kali ini, SBY kembali terpilih menjadi Presiden. Di awal periode keduanya, pada tahun 2010 pemerintahan SBY mengimpor beras 687.581 ton atau senilai US$ 360,7 juta. Angka tersebut naik berlipat-lipat dari tahun sebelumnya.
Di 2011, angka impor beras Indonesia kembali melonjak menjadi 2.750.476 ton atau setara dengan US$ 1,5 miliar. Capaian ini menjadi yang terbanyak sekaligus termahal selama periode 2000-2019 menurut BPS.
Kemudian, Di 2012, angka impor beras Indonesia turun menjadi 1.810.372 ton atau US$ 945,6 juta. Selanjutnya, di 2013 impor beras Indonesia turun ke angka 472.664 ton atau senilai US$ 246 juta.
Selanjutnya, pada masa akhir kepemimpinan Presiden SBY dan memasuki awal periode Presiden Jokowi, di tahun 2014 impor beras Indonesia mencapai angka 844.163 ton atau senilai US$ 388,1 juta.
Baca Halaman Selanjutnya >>> Bagaimana Impor Beras Era Presiden Jokowi?
(aum)