
Jokowi Impor Beras, Ini Data Lengkap Era Presiden Sebelumnya

Di awal masa jabatannya, tahun 2015 pemerintahan Jokowi mengimpor beras 861.601 ton atau senilai US$ 351,6 juta. Kemudian, di tahun 2016, impor beras pemerintah melonjak menjadi 1.283.178 ton atau seharga US$ 531,8 juta.
Setahun kemudian, di 2017 angka impor beras sempat menurun menjadi 305.274 ton atau setara US$ 143,6 juta. Namun penurunan tersebut tak terulang di tahun berikutnya, ketika Indonesia mengimpor beras 2.253.824 ton di tahun 2018. Jumlah tersebut setara dengan US$ 1,037 juta.
Usai naik drastis, jumlah beras yang diimpor pemerintah kembali menurun di tahun 2019, lagi-lagi memasuki masa Pemilu. Sepanjang 2019, Indonesia mengimpor beras sebanyak 444.508 ton atau setara dengan US$ 184,2 juta.
Kini, masa kepemimpinan Jokowi masih berlangsung. Menarik dinanti bagaimana realisasi impor beras era Jokowi di sisa masa jabatannya hingga tahun 2024. Dan hingga hari ini nyatanya impor terus berlanjut.
Berdasarkan data BPS dari 2000 hingga 2022 tercatat bahwa Indonesia selalu impor beras. BPS mencatat RI mengimpor beras hingga 1,81 juta ton di tahun 2012, dan sebelumnya bahkan 2,75 juta ton di tahun 2011. Di tahun 2013, RI mengimpor 427,66 ribu ton beras.
Perlu diketahui, dalam rentang waktu tersebut pemerintah paling banyak mengimpor beras pada tahun 2018 yakni hingga mencapai 2.253.824,5 ton atau setara US$ 1,03 miliar.
Impor Tahun 2022
Kemudian tahun ini impor beras menyeruak karena stok beras bulog yang digadang terus menipis. Rencana a impor beras umum untuk mengisi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang akan dilakukan Perum Bulog hingga 200 ribu ton terus menuai polemik dan ironi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengimpor beras sebanyak 301,7 ribu ton pada periode Januari-Oktober 2022. Jumlah tersebut susut 20,4 juta ton (6,34%) dibanding Januari-Oktober 2021.
Kemudian nilai impor beras nasional periode Januari-Oktober 2022 mencapai US$137,42 juta,turun 5% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Hari ini, kita kembali dibuat riuh dengan datangnya 5.000 ton beras impor asal Vietnam. Beras tersebut merupakan bagian dari 200 ribu ton rencana impor yang akan dirampungkan Bulog hingga akhir tahun 2022.
Saat ini, stok beras di Bulog tercatat hanya 295.337 ton atau hanya 59,76% beras cadangan pemerintah (CBP/ medium) dan sebanyak 198.865 atau dengan persentase 40,24% beras komersial. Jauh dari target pemerintah 1,2 juta ton di akhir tahun 2022.
Impor dibutuhkan untuk menambah stok beras untuk cadangan pemerintah, di sisi lain perlu juga melakukan intervensi harga terutama di saat harga melonjak maupun kondisi darurat seperti bencana alam.
Mendag mengatakan jumlah beras yang akan diimpor adalah sebanyak 500.000 ton. Rencananya akan masuk bertahap sampai dengan Februari 2023 atau sebelum panen raya.
(aum)