CNBC Indonesia Research

Jokowi Impor Beras, Ini Data Lengkap Era Presiden Sebelumnya

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
18 December 2022 10:15
Beras impor mulai berdatangan untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Hari ini (16/12/2022) ada 5.000 ton yang masuk dari Vietnam.
Foto: Beras impor mulai berdatangan untuk pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog. Hari ini (16/12/2022) ada 5.000 ton yang masuk dari Vietnam. (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Impor beras era Soekarno (1945-1966)

Pada satu pidato yang sangat terkenal di IPB, Soekarno menegaskan bahwa pangan itu hidup matinya sebuah bangsa, dan petani adalah tulang punggung utama pangan Indonesia sehingga sebenarnya petani itu soko guru bangsa Indonesia.

Saat itu, Pemerintah lebih melihat pada pembangunan sistem pertanian daripada merubah sistem agraria yang ada. Hal ini dimulai sejak tahun 1945 lewat program peningkatan produksi padi, yang dilanjutkan lagi pada tahun 1947, baru terlaksana pada tahun 1950 setelah situasinya stabil lewat pendirian Badan Pendidikan 23 Masyarakat Desa (BPMD) sebagai badan penyuluhan pertanian.

Dikarenakan keterbatasan dana menyebabkan program ini tidak berjalan, ini mengakibatkan kecilnya kenaikan produksi padi. Kemudian di akhir tahun 1950-an, harga beras meroket karena produksi beras mengalami penurunan.

Pemerintah terpaksa melakukan impor beras, dari 334.000 ton di tahun 1950 menjadi 800.000 ton di tahun 1959.

Saat itu krisis pangan mulai menghantui stabilitas politik. Awal mula krisis pangan disebabkan produksi beras menurun hingga akhirnya negara bergantung kepada impor. Food crisis terjadi di Indonesia sampai tahun 1964. Bahkan krisis pangan tersebut memicu terjadinya social unrest di banyak tempat di negeri ini.

Impor beras era Soeharto (1967-1998)

Naiknya Soeharto menjadi Presiden RI menggantikan merubah arah kebijakan pertanian yang sangat bertolak belakang apa yang dilakukan di pemerintahan Soekarno.

Dengan hal itu, kini pertanian mengarah ke mekanisme pasar bebas, yang secara grand design disebut Revolusi Hijau. Revolusi Hijau merupakan gerakan pembangunan yang meluas seluruh dunia yang mengikuti asumsi pertumbuhan ekonomi (economic growth).

Kebijakan revolusi hijau tidak terlepas dari kelangkaan beras di pasaran kota-kota besar sepanjang pemerintahan Soekarno. Sejak masa kemerdekaan, impor beras (yang terutama ditujukan untuk kepentingan kota-kota besar) telah meningkat dari sekitar 0,3 hingga 1 juta ton (sekitar 10% konsumsi domestik) di awal 1960-an.

Selanjutnya Indonesia sempat melakukan impor beras pada era Orde Baru sekitar tahun 1969. Pada 1980 Indonesia tercatat mengimpor sebesar 2,02 juta ton beras dari luar negeri.

Pemerintahan Soeharto menyadari betul pentingnya ketersediaan bahan pangan, khususnya beras. Sampai akhirnya sejak 1985 hingga 1986, Indonesia sama sekali tidak mengimpor beras. Pemerintahan Soeharto justru melakukan ekspor sebanyak 106 ribu ton pada 1985 dan 231 ribu ton pada 1986.

Namun, kegemilangan tersebut tak berlangsung, keberhasilan Soeharto menekan impor beras pada masa kepemimpinannya berlangsung tidak sampai satu dekade. Puncaknya, impor beras Indonesia melonjak tajam sebesar 1,3 juta ton pada 1995 dan 2 juta ton pada 1996.

Baca Halaman Selanjutnya >>> Sejarah Impor Pemerintahan Habibie-SBY

(aum)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular