
Duh! Super Thursday Bakal Jadi "Badai" di Pasar Finansial?

Hingga Rabu kemarin, pasar masih cenderung volatil karena pelaku pasar menilai bahwa kondisi global yang belum memungkinkan membuat pergerakan pasar keuangan global masih bergelombang.
Inflasi global yang masih cukup tinggi dan bank sentral di beberapa negara yang masih bersikap hawkish pun membuat investor selalu berubah sikap dengan cepat, membuat pergerakan pasar keuangan masih dilanda ketidakpastian.
Namun apakah fenomena 'santa claus rally' tidak akan terjadi pada tahun ini?
Santa Claus Rally merupakan momen spesifik, di mana ada kecenderungan Wall Street akan mengalami kenaikan di 5 hari terakhir perdagangan setiap tahunnya, dan berlanjut di 2 hari pertama tahun yang baru.
Artinya, Santa Rally di AS sejatinya akan dimulai pada 26 Desember, dan berakhir pada 3 Januari 2023.
Namun jika pasar masih dihadapkan dengan kondisi pasar yang masih tidak pasti dan potensi resesi semakin kuat, maka fenomena Santa Claus Rally berpotensi tidak terjadi pada tahun ini.
Di Tanah Air, fenomena di pasar keuangan terutama di pasar saham pada akhir tahun dikenal dengan window dressing.
Mengutip laman Investopedia.com, window dressing adalah strategi dari manajer investasi untuk meningkatkan performa portfolio sebelum disajikan kepada klien atau pemegang saham. Istilah ini melekat pada akhir tahun, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi pada akhir kuartal.
Tak hanya oleh manajer investasi, window dressing juga berlaku pada perusahaan atau emiten yang mengambil tindakan untuk meningkatkan laporan keuangan mereka. Contohnya saja penjualan dengan promo di akhir tahun agar mendapatkan pendapatan.
Window dressing diharapkan mampu meningkatkan performa investasi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, sektor-sektor 'hot' atau yang memiliki volatilitas tinggi akan menjadi pilihan.
Para investor pun tidak kalah meramaikan gelaran ini dengan berburu keuntungan dalam jangka pendek. Alhasil performa indeks saham pun terdongkrak di ujung tahun.
Namun pada tahun ini, fenomena window dressing cenderung dipertanyakan karena sejak awal bulan ini, pergerakan IHSG cenderung melemah.
Secara historis, IHSG pada akhir tahun selalu membukukan kinerja yang positif. Rata-rata kinerja IHSG pada Desember dalam 15 tahun terakhir tercatat 3,61%.
Kenaikan tertinggi terjadi pada Desember 2008 yakni 9,17%. Sementara raihan terkecil yakni 0,42% pada Desember 2013.
Namun dengan IHSG yang memulai Desember tahun ini dengan koreksi membuat fenomena ini pun seakan berpotensi tidak terjadi, apalagi hingga kemarin, IHSG masih terkoreksi, meski koreksinya sudah cenderung terpangkas.
Tetapi, perdagangan Desember 2022 masih cukup jauh untuk menuju perdagangan terakhir di tahun ini, sehingga peluang adanya fenomena window dressing atau santa claus rally versi lokal masih cukup besar.
(chd/chd)