Newsletter

Dihujani Sentimen Negatif, IHSG Bersiap Hadapi Badai Hari Ini

mae, CNBC Indonesia
06 December 2022 06:30
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia kompak mencatatkan kinerja yang mengecewakan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah berakhir zona merah sementara Surat Berharga Negara (SBN) kembali dijual investor.

IHSG ditutup melemah 32.31poin atau 0,46% di posisi 6.987,33. Artinya, IHSG akhirnya terpental dari level psikologis 7.000 untuk pertama kalinya sejak 10 November 2022. Pelemahan kemarin juga memperpanjang tren negatif IHSG yang sudah mengakhiri perdagangan di zona merah sejak Kamis pekan lalu.

Sebanyak 160 saham menguat, 375 saham melemah sementara 165 bergerak stagnan. Nilai perdagangan yang tercatat kemarin mencapai Rp 13,6 triliun dan melibatkan 25 miliar saham. 


Salah satu yang ambles adalah saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali ambles dan menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) pada perdagangan kemarin.

Sudah enam hari saham GOTO menyentuh ARB dan terus mencetak all time low (ATL), dimana amblesnya saham GOTO sejatinya sudah terjadi sejak 21 November lalu dan tak kunjung rebound.
Saham GOTO ditutup melemah 6,8% kemarin dan secara keseluruhan ambruk 44,6% dalam 11 hari terakhir. 
Saham lain yang jatuh cukup dalam kemarin adalah PT Telkom Indonesia (TLKM) yang ambles 4%.

Head of Research FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi, menjelaskan ada kekhawatiran besar di antara pelaku pasar mengenai kinerja saham emiten teknologi ke depan. Terlebih, saham-saham emiten teknologi di level global seperti Twitter dan Meta juga ambruk.

"Pasca lock- up GOTO, sektor teknologi mengalami koreksi jamaah. Kita melihat katalis ini cukup dominan mempengaruhi mood investor dalam melakukan pembelian saham. Kita belum tahu GOTO ini bottom nya di level berapa," tutur Wisnu dalam Closing Bell di CNBC Indonesia (Senin, 05/12/2022).

Periode lock-up GOTO berakhir pada 30 November lalu. Setelah periode Lock-up, investor ramai-ramai menjual saham GOTO sehingga nilainya terus amblas ke Rp 123/lembar saham kemarin dari Rp 222/lembar saham pada 18 November lalu.

Dari sektor finansial-perbankan, PT Bank Central Indonesia Tbk (BBCA) menjadi saham yang satu-satunya ambruk, BBCA turun 1.40% menjadi saham yang berdampak besar terhadap pergerakan IHSG.

Pergerakan IHSG bersebrangan dengan cerahnya bursa Asia. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup naik 0,15% ke posisi 27.820,4, Hang Seng Hong Kong meroket 4,51% ke 19.518,29, dan Shanghai Composite China melonjak 1,76% ke 3.211,81.

Indeks Straits Times Singapura menguat 0,26%, dan ASX 200 Australia terapresiasi 0,33% menjadi 7.325,6.

Sedangkan untuk indeks KOSPI Korea Selatan ditutup melemah 0,62% ke posisi 2.419,32 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terkoreksi 0,46% menjadi 6.987,33.

Nilai tukar rupiah juga bertekuk lutut di hadapan dolar Amerika Serikat (AS). Pada perdagangan kemarin, rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 15.465/US$, melemah 0,26% di pasar spot.

 Pelemahan tersebut mengakhiri catatan positif mata uang Garuda yang sebelumnya menguat dalam tiga hari dengan kenaikan hampir 2%.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan fenomena strong dolar AS masih akan bertahan lama. Strong dolar terjadi karena kenaikan suku bunga The Fed secara agresif.

"Ke depan dolar itu masih akan kuat, tergantung tingginya inflasi. Bagaimana The Fed akan menimbang antara kenaikan suku bunga dengan risiko resesi. Tapi, kami memperkirakan strong dollar akan berakhir," jelas Perry dalam Seminar Proyeksi Ekonomi Indonesia 2023 bertajuk 'Mengelola Ketidakpastian Ekonomi di Tahun Politik' yang diselenggarakan oleh Indef, Senin (5/12/2022).

Bank UOB memproyeksikan posisi nilai tukar rupiah di tahun depan masih akan melemah, bahkan diperkirakan hingga mencapai di atas Rp 16.000/US$ di tahun depan.

"Ekspektasi kami tentang rupiah terhadap dolar AS yang lebih tinggi di masa mendatang, dengan prakiraan tidak berubah di Rp 15.900/US$ pada kuartal I-2023," jelas UOB dalam laporannya Quarterly Global Outlook 1Q2023.

Menurut UOB, nilai tukar rupiah akan melemah hingga Rp 16.000/US$ pada kuartal II-2023, serta Rp 16.000/US$ pada kuartal III-2023, dan Rp 16.200/US$ pada kuartal IV-2023,"

Sementara itu, harga mayoritas SBN ditutup melemah pada perdagangan Senin (5/12/2022).  Mayoritas investor cenderung melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN acuan. Hanya SBN tenor 30 tahun yang masih ramai diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya yield.

Melansir data dari Refinitivyield SBN tenor 30 tahun turun 2,6 basis poin (bp) ke posisi 7,26% pada perdagangan hari ini. Sementara untuk yield SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) naik 5,2 bp menjadi 6,902%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

 

Beralih ke Amerika Serikat, tiga bursa utama mereka mengakhiri perdagangan di zona merah.  Bursa Wall Street ambruk setelah data PMI sektor jasa AS menunjukkan hasil di luar ekspektasi pasar.

Indeks Dow Jones ditutup melemah 482,78 poin atau 1,4% ke 33.947,1. Indeks Nasdaq anjlok 1,93% atau 221,56 poin ke 11.239,94 sementara indeks S&P 500 melandai 72,86 poin atau 1,79% ke 3.998,84.

Di antara saham yang jatuh cukup dalam adalah Tesla. Tesla anjlok 6,4% setelah dikabarkan akan memangkas produksi hingga 20% di Shanghai, China.

Saham VF Corporation yang memproduksi brand terkenal seperti The North Face dan Timberland t ambruk 11,2% karena outlook pendapatan mereka akan lebih rendah.
Amazon dan Netflix melandai lebih dari 2% karena kekhawatiran jika pendapatan mereka akan menurun ke depan.

Saham yang mencatatkan kinerja positif di antaranya adalah Boeing. Produsen pesawat terbang tersebut sempat melonjak 1,2% menyusul kabar adanya pemesaran secara besar-besaran.

Survei Supply Management (ISM) menunjukkan PMI sektor jasa melompak ke 56,5 pada November 2022. Nilai tersebut jauh di atas ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan 53,3 ataupun 54,4 yang tercatat pada Oktober 2022.

Sebanyak 13 sektor jasa di AS tumbuh pesat, termasuk sektor konstruksi, kesehatan, dan perdagangan eceran. Tiga sektor terkontraksi yakni informasi, managemen perusahaan dan sektor jasa pendukung.

Lonjakan PMI sektor jasa ini menunjukkan aktivitas ekonomi AS masih kencang sehingga inflasi terancam masih tinggi. Kondisi ini tentu saja tidak diinginkan pelaku pasar karena bisa membuat The Fed mempertahankan kebijakan agresifnya.

"Kenaikan PMI sektor jasa jelas menjadi kabar baik bagi outlook eprtumbuhan ekonomi. Namun, itu bukan kabar baik bagi The Fed yang tengah berusaha menekan permintaan dan memerangi inflasi," tutur ekonom BMO Capital Markets Priscilla Thiagamoorthy, dikutip dari Reuters.

Membaiknya data PMI sektor jasa menegaskan sinyal jika laju ekonomi AS masih kencang sehingga inflasi masih 'panas'. Sehari sebelumnya, data tenaga kerha non-farm payroll juga menunjukan hasil yang di luar ekspektasi pasar.

AS melaporkan tambahan tenaga kerja mencapai 263.000 pada November 2022. Angka ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yakni 200.000. 

Membaiknya dua data tersebut bisa membuat The Fed berbalik arah. Pelonggaran kebijakan moneter yang diharapkan pelaku pasar juga makin jauh.

Seperti diketahui, Chairman The Fed Jerome Powell pekan lalu mengisyaratkan untuk menaikkan kebijakan suku bunga secara moderat. Pelaku pasar pun meyakini jika The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada 14-15 Desember mendatang.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 375 bps menjadi 3,75-4,0% pada tahun ini, termasuk kenaikan sebesar 75 bps masing-masing pada empat pertemuan terakhir.

Sementara itu, yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun ditutup menguat 2,59% ke posisi 3,59% kemarin. Indeks dolar AS menguat 0,74% ke posisi 105,32.

Pada perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Di antaranya adalah ambruknya kinerja bursa saham AS, perkembangan saham emiten teknologi, dan masih suramnya outlook ekonomi global tahun depan. Pelaku pasar juga diperkirakan masih akan mencermati apa yang terjadi di China.

Kinerja Wall Street yang mengecewakan bisa menjadi sentiment negatif kepada pasar keuangan saham dalam negeri. Data PMI sektor jasa dan non-farm payroll kini membuat pelaku pasar khawatir jika The Fed akan memperpanjang kebijakan agresifnya.

Kondisi ini tentu saja menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan dalam negeri. Pasalnya, investor asing bisa semakin deras meninggalkan pasar keuangan Indonesia sehingga bisa membuat pasar saham dan nilai tukar rupiah terpuruk.

Masih suramnya outlook proyeksi ekonomi ke depan juga akan membebani gerak pasar keuangan Indonesia hari ini. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan adanya potensi penurunan lebih lanjut dari pertumbuhan ekonomi dunia seiring dengan resesi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (EU).

Dia memperkirakan ekonomi dunia dapat turun ke level 2% pada tahun depan akibat resesi tersebut. Artinya, kontraksi global akan mempengaruhi kondisi eksternal Indonesia. Tentunya, salah satu yang akan terdampak adalah ekspor.

Sejumlah lembaga juga memperkirakan proyeksi ekonomi 2023 suram. UOB dalam Quarterly Global Outlook Q1 2023 memproyeksi ekonomi AS diperkirakan akan jatuh ke dalam jurang resesi, dengan ekonomi melemah atau -0,5% pada keseluruhan tahun di 2023.

Sementara negara-negara di kawasan Eropa, pertumbuhan ekonominya diperkirakan juga akan mengalami -0,5%, begitu juga di Inggris yang diperkirakan pertumbuhan ekonominya -0,5%.

"Kami menilai resesi AS akan terjadi pada paruh pertama tahun 2023, karena kami memproyeksikan the Fed mencapai tingkat terminalnya 5% pada kuartal I-2023 dan akan bertahan hingga sisa tahun kuartal I-2024," jelas UOB.

Sementara itu, Head of Research FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi, mengingatkan pergerakan saham emiten teknologi masih berat pekan ini karena besarnya kekhawatiran investor.
Selain pelemahan saham GOTO, ambruknya saham emiten teknolog di level global juga membuat investor khawatir.

"Pekan ini masih menjadi berat terutama untuk emiten teknologi. Pekan lalu, ada jual bersih investor asing Rp 1 triliun di emiten teknologi.  Start- up di Indonesia juga banyak melakukan PHK. Ada kekhawatiran lebih di investor," ujar Wisnu.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya IHSG memperkirakan IHSG gelombang tekanan IHSG hari ini masih cukup besar. IHSG diperkirakan bergerak di rentang 6954 - 7172.

"Gelombang tekanan dalam pola gerak IHSG terlihat masih cukup besar hal ini disertai oleh masih tercatatnya gelombang capital outflow yang terjadi selama sepekan lalu, sedangkan pola gerak IHSG terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi wajarnya," tutur William Surya dalam analisisnya.

Di tengah banyaknya sentimen negatif, perkembangan di China diharapkan bisa menjadi katalis positif. Otoritas China dilaporkan akan segera mengumumkan 10 langkah pelonggaran Covid-19 baru.

Menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, 10 langkah tersebut melengkapi 20 langkah yang diumumkan pada November lalu, yang memicu gelombang pelonggaran Covid secara nasional.

"Penanganan penyakit kemungkinan dapat diturunkan segera setelah Januari, ke Kategori B yang tidak terlalu ketat dari Kategori A penyakit menular tingkat atas saat ini," kata sumber yang tak mau disebut namanya kepada Reuters, Senin (5/12/2022).

Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan China menghadapi situasi baru karena patogenisitas virus Omicron melemah. Sun menjadi pejabat tinggi pertama yang secara terbuka mengakui bahwa kemampuan penyebab penyakit varian baru telah berkurang.

Otoritas di sejumlah wilayah China mulai melonggarkan kebijakan Covid-19 setelah aksi protes menentang kebijakan zero Covid-19 berlangsung di sejumlah kota.

Warga
Zhengzhou dan Shanghai kini tidak diwajibkan untuk menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 untuk bepergian dengan menggunakan transportasi umum, termasuk taksi.

Bar, tempat karaoke, café berinternet, dan salon kecantikan diizinkan untuk buka kembali di Zhenzhou tetapi masih harus menunjukkan hasil tes Covid 48 jam terakhir.
Zhengzhou merupakan pusat pabrik Apple di Negara Tirai Bambu.

Pelonggaran ini menjadi kabar baik bagi Indonesia yang menggantungkan 22% ekspornya ke China. Negara Tirai Bambu juga masuk tiga besar investor asing di Indonesia sehingga pelonggaran kebijakan di China akan berdampak positif ke Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (ApindoHariyadi Sukamdani mengatakan perkembangan di China berdampak signifikan terhadap dunia usaha.

"Dampaknya sangat signifikan, China itu adalah mitra dagang utama kita, memang sekarang ini yang ekspor ke mereka ini kan kebanyakan hasil komoditi yang terbesar, tapi kalau mereka itu mengalami pertumbuhan yang terus melambat pasti ada efek juga," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (5/12/2022).

Berikut beberapa data dan agenda ekonomi yang akan dirilis hari ini:

Bank sentral Australia akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuan (pukul 10:30 WIB)

Amerika Serikat akan mengumumkan rilis neraca perdagangan Oktober (20:30 WIB)

 Agenda korporat:

Tanggal DPS HMETD PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR)

Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Interim PT Avia Avian Tbk (AVIA)

Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Indosat Tbk (ISAT)

Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Prima Globalindo Logistik Tbk (PPGL)

Tanggal cum Dividen Tunai Interim PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO)

 

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Rencana PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) pukul 10:00 WIB

Terakhir, berikut adalah sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q III-2022 YoY)

5,72%

Inflasi (November 2022 YoY)

5,42%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (November 2022)

5,25%

Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2022)

(3,92% PDB)

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q III-2022)

1,3% PDB

Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia (Q II-2022)

(US$ 1,3 miliar)

Cadangan Devisa (Oktober 2022)

US$ 130,2 miliar

TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae) Next Article Melawan Sejarah, IHSG Ambruk Pasca Lebaran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular