Internasional

China Bakal Umumkan 10 Pelonggaran Aturan, Bye-bye Nol-Covid?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
05 December 2022 18:12
BEIJING, CHINA - DECEMBER 04: A woman wears a  mask as she rides by an epidemic control worker wearing PPE as he walks in the street near a community with residents under health monitoring for COVID-19 on December 4, 2022 in Beijing, China. In recent weeks, China has been recording some of its highest number of COVID-19 cases since the pandemic began, while some restrictions have been relaxed, authorities are sticking to their approach to containing the virus with targeted lockdowns and testing, mask mandates, and quarantines. The government has launched a vaccination drive targeting the elderly, and indicated that some positive cases may be able to quarantine at home instead of a government facility. (Photo by Kevin Frayer/Getty Images)
Foto: Getty Images/Kevin Frayer

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama ini China masih bertahan dengan kebijakan nol-Covid-nya. Namun lusa mendatang, otoritas Negeri Tirai Bambu dilaporkan akan mengumumkan 10 langkah pelonggaran Covid-19 baru.

Menurut dua sumber yang mengetahui masalah tersebut, 10 langkah tersebut melengkapi 20 langkah yang diumumkan pada November lalu, yang memicu gelombang pelonggaran Covid secara nasional.

"Penanganan penyakit kemungkinan dapat diturunkan segera setelah Januari, ke Kategori B yang tidak terlalu ketat dari Kategori A penyakit menular tingkat atas saat ini," kata sumber yang tak mau disebut namanya kepada Reuters, Senin (5/12/2022).

Pemerintah China sendiri sebelumnya memberlakukan 'Nol-Covid', yang kemudian memicu ketidakpuasan publik. Kebijakan ini ditegakkan tanpa toleransi oleh otoritas China selama tiga tahun. Termasuk dengan menutup perbatasan hingga penguncian wilayah, hingga berdampak pada perekonomian negara tersebut.


Pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan mengatakan China menghadapi situasi baru karena patogenisitas virus Omicron melemah. Sun menjadi pejabat tinggi pertama yang secara terbuka mengakui bahwa kemampuan penyebab penyakit varian baru telah berkurang.

Sejak saat itu, banyak kota besar mulai mencabut penguncian wilayah yang luas, mengurangi pengujian PCR reguler, dan mengakhiri pemeriksaan tes negatif di ruang publik, seperti stasiun kereta bawah tanah dan taman.

Otoritas kesehatan nasional sebelumnya juga telah mengumumkan serangkaian tindakan baru pada 11 November. Ini sebagai upaya meningkatkan manajemen Covid dan mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pengendalian epidemi dan menopang perekonomian.

"China akan mengizinkan karantina rumah untuk beberapa dari mereka yang dites positif, di antara langkah-langkah tambahan yang akan diumumkan," kata dua sumber pekan lalu.

Itu akan menjadi perubahan utama dalam strategi dari awal tahun ini, ketika seluruh komunitas dikunci hingga berminggu-minggu, hanya setelah satu kasus positif.

Seperti diketahui, sejak Januari 2020, China mengklasifikasikan Covid-19 sebagai penyakit menular Kategori B tetapi dengan penanganan di bawah protokol Kategori A. Ini memberi wewenang kepada otoritas lokal untuk mengkarantina pasien dan kontak dekat mereka serta mengunci wilayah.

Kategori A mencakup penyakit seperti wabah pes dan kolera, sedangkan Kategori B mencakup SARS, AIDS, dan antraks, dengan penyakit seperti influenza, kusta, dan gondok ditempatkan di Kategori C.

Tetapi lebih dari 95% kasus China tidak menunjukkan gejala dan ringan, dengan sedikit kematian. Dalam keadaan seperti itu, berpegang pada strategi Kategori A tidak sejalan dengan sains, kata outlet media pemerintah Yicai pada Minggu, mengutip seorang ahli yang tidak disebutkan namanya.

Pakar itu mengatakan Covid-19 dapat diturunkan ke manajemen Kategori B atau bahkan Kategori C.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dear Buruh, Menaker Ingatkan Nasib Pekerja di Masa Depan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular