Newsletter

Dihujani Sentimen Negatif, IHSG Bersiap Hadapi Badai Hari Ini

mae, CNBC Indonesia
06 December 2022 06:30
Infografis, Pergerakan Rupiah Sepekan
Foto: Infografis/ Pergerakan Rupiah Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi

Pada perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Di antaranya adalah ambruknya kinerja bursa saham AS, perkembangan saham emiten teknologi, dan masih suramnya outlook ekonomi global tahun depan. Pelaku pasar juga diperkirakan masih akan mencermati apa yang terjadi di China.

Kinerja Wall Street yang mengecewakan bisa menjadi sentiment negatif kepada pasar keuangan saham dalam negeri. Data PMI sektor jasa dan non-farm payroll kini membuat pelaku pasar khawatir jika The Fed akan memperpanjang kebijakan agresifnya.

Kondisi ini tentu saja menjadi kabar buruk bagi pasar keuangan dalam negeri. Pasalnya, investor asing bisa semakin deras meninggalkan pasar keuangan Indonesia sehingga bisa membuat pasar saham dan nilai tukar rupiah terpuruk.

Masih suramnya outlook proyeksi ekonomi ke depan juga akan membebani gerak pasar keuangan Indonesia hari ini. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan adanya potensi penurunan lebih lanjut dari pertumbuhan ekonomi dunia seiring dengan resesi di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (EU).

Dia memperkirakan ekonomi dunia dapat turun ke level 2% pada tahun depan akibat resesi tersebut. Artinya, kontraksi global akan mempengaruhi kondisi eksternal Indonesia. Tentunya, salah satu yang akan terdampak adalah ekspor.

Sejumlah lembaga juga memperkirakan proyeksi ekonomi 2023 suram. UOB dalam Quarterly Global Outlook Q1 2023 memproyeksi ekonomi AS diperkirakan akan jatuh ke dalam jurang resesi, dengan ekonomi melemah atau -0,5% pada keseluruhan tahun di 2023.

Sementara negara-negara di kawasan Eropa, pertumbuhan ekonominya diperkirakan juga akan mengalami -0,5%, begitu juga di Inggris yang diperkirakan pertumbuhan ekonominya -0,5%.

"Kami menilai resesi AS akan terjadi pada paruh pertama tahun 2023, karena kami memproyeksikan the Fed mencapai tingkat terminalnya 5% pada kuartal I-2023 dan akan bertahan hingga sisa tahun kuartal I-2024," jelas UOB.

Sementara itu, Head of Research FAC Sekuritas, Wisnu Prambudi, mengingatkan pergerakan saham emiten teknologi masih berat pekan ini karena besarnya kekhawatiran investor.
Selain pelemahan saham GOTO, ambruknya saham emiten teknolog di level global juga membuat investor khawatir.

"Pekan ini masih menjadi berat terutama untuk emiten teknologi. Pekan lalu, ada jual bersih investor asing Rp 1 triliun di emiten teknologi.  Start- up di Indonesia juga banyak melakukan PHK. Ada kekhawatiran lebih di investor," ujar Wisnu.

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya IHSG memperkirakan IHSG gelombang tekanan IHSG hari ini masih cukup besar. IHSG diperkirakan bergerak di rentang 6954 - 7172.

"Gelombang tekanan dalam pola gerak IHSG terlihat masih cukup besar hal ini disertai oleh masih tercatatnya gelombang capital outflow yang terjadi selama sepekan lalu, sedangkan pola gerak IHSG terlihat belum beranjak dari rentang konsolidasi wajarnya," tutur William Surya dalam analisisnya.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular