
Lagi Tren Transisi Energi, Komitmen Atau Cuma Janji Manis?

PT Perkebunan Nusantara (PTPN)
Holding Perkebunan Nusantara menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya transisi energi yang menjadi salah satu concern utama pemerintah dalam menyusun pembangunan ke depan.
Komitmen tersebut, salah satunya, dilakukan Holding Perkebunan Nusantara dengan turut tampil dalam SOE International Conference & Expo 2022,di Nusa Dua, Bali, pada pertengahan Oktober 2022 lalu.
Salah satu bentuk dukungan Holding Perkebunan Nusantara terhadap transisi energi ramah lingkungan, adalah melalui kerja sama dengan Pertamina NRE, dalam hal ini Pertagas Niaga terkait pemanfaatan Compressed Biomethane.
Pemanfaatan compressed biomethane tersebut, menurut akan berkontribusi baik terhadap lingkungan dan juga mampu mengurangi impor LPG sehingga membantu penghematan keuangan negara.
Kemudian, PTPN akan mengembangkan asilitas produksi biomethane. Nantinya, Holding Perkebunan Nusantara akan menyuplai bahan baku berupa limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME) yang dihasilkan dari pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN III di Bah Jambi, Sei Silau, dan Sei Meranti.
POME selanjutnya akan diolah menjadi biogas dan kemudian dilakukan pemurnian serta dikompresi menjadi compressed biomethane di plant milik Pertamina NRE. Sedangkan Pertagas Niaga membeli compressed biomethane dari Pertamina NRE dengan total volume mencapai 300 MMBTU/hari per lokasi PKS.
PT Pupuk Indonesia
Perusahaan turut mendukung proyek pilot perdagangan karbon yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN. Menurutnya, program ini selaras dengan peta jalan dekarbonisasi perusahaan yang turut mendukung target Net Zero Emission pemerintah pada tahun 2060.
Untuk diketahui, Perdagangan karbon sendiri adalah transaksi jual-beli credit carbon yang telah tersertifikasi. Dalam hal ini, setiap perusahaan atau entitas diberikan batasan emisi karbon maksimum.
Pada tahap awal ini, perdagangan karbon masih bersifat sukarela. Hal ini sebagai bentuk persiapan dan kolaborasi perusahaan BUMN sebelum pemerintah resmi memberlakukan perdagangan karbon. Juga sebagai upaya untuk mendukung target penurunan emisi, sekaligus dorongan untuk melakukan transisi energi.
Adapun perusahaan yang telah mengendalikan emisi karbon dengan baik dan belum mencapai batasan karbon, dapat menjual credit carbon nya ke perusahaan lain yang masih melebihi batasan karbon. Dengan demikian, perdagangan karbon ini dapat memastikan bahwa perusahaan secara keseluruhan tidak melebihi tingkat emisi karbon dasar.
Adapun tujuan dari perdagangan karbon adalah untuk secara bertahap mengurangi emisi karbon secara keseluruhan. Sehingga dapat menekan kontribusi emisi karbon terhadap perubahan iklim dunia.
PT Semen Indonesia (Persero)
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk berupaya mengakselerasi pencapaian target penurunan emisi karbon berkolaborasi dengan sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Pada semester I 2022, perseroan mampu menekan emisi karbon sebesar 592 kg CO2/ton semen atau turun 2,5% (setara 15 kg CO2/ton semen) yang dikontribusikan dari penurunan clinker factor sebesar 0,8% menjadi 69,4% dan peningkatan thermal substitution rate (TSR) sebesar 1,7% menjadi 6,8%.
Selain itu, perseroan telah melakukan sejumlah inisiatif dalam upaya dekarbonisasi di antaranya, penurunan clinker factor, inovasi teknologi, penggunaan bahan bakar alternatif melalui refused derived fuel (RDF) dan penggunaan panel surya, serta pemanfaatan bahan baku alternatif yang lebih ramah lingkungan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aum/aum)