Newsletter

Nasib IHSG Hari Ini Bergantung pada AS, Awas Bisa Rontok

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
10 November 2022 06:11
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia yakni indeks saham, rupiah, dan obligasi negara kompak ditutup di zona hijau pada perdagangan kemarin, Rabu (9/11/2022).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,28% ke posisi 7.070,08. IHSG kembali dekati level psikologis 7.100.

Pada awal perdagangan IHSG melemah 0,16% di posisi 7.038,83. Selang 3 menit setelah pembukaan, indeks terpantau berbalik arah ke zona hijau dengan apresiasi tipis 0,04% ke 7.053,27. Pada pukul 10:30 WIB IHSG menguat 0,27% ke 7.069,13 hingga penutupan perdagangan sesi I.

Sedangkan di perdagangan sesi II, penguatan IHSG sempat terpangkas dan bahkan sempat kembali menyentuh zona merah. Namun di detik-detik akhir perdagangan, IHSG kembali ditarik ke zona hijau.

Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling besar nilai transaksinya pada perdagangan hari ini, yakni mencapai Rp 600,9 miliar.

Sedangkan saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) menyusul di posisi kedua dengan nilai transaksi mencapai Rp 458,5 miliar dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di posisi ketiga sebesar Rp 438,9 miliar.

Sejalan dengan indeks saham utama, rupiah mampu mencatat penguatan melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Mengacu pada data Refinitiv, Mata Uang Garuda menguat pada pembukaan perdagangan sebesar 0,29% ke Rp 15.650/US$. Pukul 11:00 WIB, rupiah melanjutkan penguatannya menjadi 0,31% ke Rp 15.646/US$.

Kemudian, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini di Rp 15.658/US$, menguat 0,24% di pasarspot.Penguatan-penguatan ini membawa rupiah menjauh dari level tertingginya selama 2,5 tahun terakhir pada 3 November lalu di 15.695/US$.

Rupiah berhasil mempertahankan penguatannya di saat indeks dolar AS saat ini sedang babak belur akibat ekspektasi mengendurnya laju kenaikan suku bunga. Sepekan indeks dolar sudah ambruk 2%.

Hasil obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat melengkapi optimisme pasar keuangan Indonesia kemarin.

Investor mengoleksi SBN, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di seluruh SBN acuan.

Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) negara menjadi yang paling besar penurunan yield-nya pada hari ini, yakni merosot 10,5 basis poin (bp) ke posisi 7,326%.

Sedangkan, SBN berjatuh tempo 30 tahun menjadi yang paling kecil penurunanyield-nya hari ini, yakni turun tipis 0,2 bp menjadi 7,553%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Indeks saham utama Amerika Serikat Wall Street anjlok 2% di tengah pemilu paruh waktu AS yang masih belum pasti.

Pada perdagangan hari ini (9/11/2022) Dow Jones turun 647 poin atau 1,95% menjadi 32.514. Sementara S&P500 turun 2,08% menjadi 3.748,6 dan indeks NASDAQ turun 2,5% menjadi 10.353.

Wall Street turun setelah menguat selama tiga hari perdagangan secara beruntun di tengah pemilihan paruh waktu. Para investor mengharapkan Partai Republik untuk mendapatkan kekuatan di DPR dan memblokir pajak dan rencana pengeluaran di masa depan.

Tapi sampai saat ini pemilihan berjalan ketat dan hasil masih tidak jelas. Sejauh ini perkiraan NBC menunjukkan Partai Republik dapat memenangkan 220 kursi atau hanya akan unggul tipis.

"Hasil pemilu masih belum pasti, tetapi gelombang merah yang diantisipasi oleh investor dan pasar jika taruhan tidak terwujud dalam jangka pendek, yang akan menambah volatilitas yang saat ini sudah meningkat," tulis Dennis DeBusschere dalam sebuah laporan.

Secara historis, saham cenderung naik setelah pemiligan paruh waktu dengan berbagai kebijakan setelah pemilihan menjadi lebih jelas. Ditambah dua bulan terakhir tahun ini dianggap sebagai periode bullish bagi investor karena fenomena window dressing.

Para investor juga mencermati data inflasi konsumen Amerika Serikat yang akan dirilis hari ini. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memprediksi inflasi konsumen AS akan tumbuh 7,9% year-on-year (yoy) pada Oktober, turun sedikit dari kenaikan September sebesar 8,2%.

Inflasi penting karena dapat menentukan arah kebijakan Federal Reserve dalam menaikkan suku bunga.

"Tetapi untuk pasar, fokusnya akan beralih ke apakah resesi membayangi, apakah Fed akan mengakhiri pengetatannya musim dingin ini, dan apakah gencatan senjata dan negosiasi dimungkinkan dalam perang Ukraina," tulis Greg Valliere, kepala strategi kebijakan AS di AGF Investments.

IHSG berpotensi mendapatkan tekanan hari ini karena sentimen eksternal seperti Wall Street yang anjlok dan pengumuman inflasi Amerika Serikat. Area support IHSG terdekat berada di 7.000 - 7.015, sedangkan resisten IHSG berada di 7.100.

Wall Street sebagai acuan bursa dunia pada perdagangan semalam anjlok 2% dan biasanya akan berdampak negatif terhadap indeks saham di Indonesia. Sehingga ini akan menjadi salah satu penekan gerak pasar saham hari ini.

Investor saat ini terus mencermati hasil pemilihan paruh waktu Amerika Serikat, yang mana suara para pelaku pasar menjagokan Partai Republik untuk memenangkan pemilihan dan menciptakan keseimbangan suara di pemerintahan antara Presiden dari Demokrat dan DPR dari Republik.

Selain Pemilu, investor juga menanti tingkat inflasi konsumsi AS pada Oktober yang diperkirakan 8% year-on-year/yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 8,2%. Sementara itu inflasi inti AS diperkirakan akan melandai ke 6,5% yoy.

Inflasi menjadi fokus utama investor karena dapat menentukan sikap bank sentral AS, The Federal Reserves/The Fed. Harapannya saat inflasi mendingin, tingkat agresivitas The Fed dalam menaikkan suku bunga acuan mereda.

Jelang rilis inflasi mayoritas para pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin ke target suku bunga 4,25% - 4,5% dengan probabilitas 56,8% menurut data CME Fedwatch.

Selain inflasi, data klaim awal pengangguran juga menarik perhatian investor karena memiliki andil dalam menentukan kebijakan The Fed. Berdasarkan konsensus yang dihimpun oleh Trading Eonomics, tinggkat klai, mingguan pada pekan yang berakhir pada 5 November sebesar 220.000. Jumlah ini lebih tinggi dari pekan sebelumnya yakni 217.000.

Dari dalam negeri penjualan ritel Indonesia yang turun diperkirakan menjadi salah satu sentimen yang menekan pasar saham Indonesia. Penjualan ritel Indonesia pada September tumbuh 4,6%, di bawah pertumbuhan pada bulan sebelumnya yakni 4,9%.

Pembagian dividen diperkirakan akan menjadi penopang IHSG. Terlebih lagi hari ini adalah tenggat terakhir investor membeli saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) untuk mendapatkan jatah mendapatkan dividen (cum date). Asal tahu saja ITMG akan membagikan dividen jumbo sebesar Rp4.128 per saham.  Selain ITMG, ada beberapa saham yang cum date-nya jatuh hari ini.

Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:

Inflasi Amerika Serikat (20.30 WIB)

Klaim Pengangguran Awal Amerika Serikat (20.30 WIB)

 

Berikut beberapa jadwal aksi korporasi hari ini:

Initial Public Offering (IPO) PT Ktrosden Triasmitra Tbk (KETR)

Initial Public Offering (IPO) PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA)

Cum datePT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dividen Rp4.128 per saham

Cum datePT Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI), dividen Rp43 per saham



Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

Indikator

Tingkat

Pertumbuhan Ekonomi (Q3-2022 YoY)

5,72 %

Inflasi (Oktober 2022, YoY)

5,71%

BI 7 Day Reverse Repo Rate (Oktober 2022)

4,75%

Surplus/Defisit Anggaran Sementara (APBN 2022)

-3,92% PDB

Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q2-2022)

1,1% PDB

Cadangan Devisa (September 2022)

US$ 130,8 miliar

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular