
Amerika Serikat Lepas Dari Resesi, The Fed "Pecah"!

Bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) Kamis (27/10/2022) kemarin mengumumkan kebijakan moneternya. Tidak ada kejutan yang diberikan. Suku bunga dinaikkan sebesar 75 basis poin dan berada di level tertinggi sejak 2009.
Suku bunga main refinancing menjadi 2%, lending facility 2,25%, dan deposit facility 1,5%.
Selain itu, ECB juga belum mengambll langkah pengurangan nilai neraca (balance sheet) atau yang dikenal dengan quantitative tightening (QT).
Nilai neraca ECB saat ini sebesar EUR 8,8 triliun, jika melakukan QT maka ECB akan melepas kepemilikan surat berharganya, sehingga menyerap lebih banyak likuditas.
Tetapi, Gubernur ECB Christine Lagarde mengatakan untuk mengambil langkah tersebut akan didiskusikan pada bulan Desember nanti.
Hal ini juga sesuai dengan ekspektasi pasar. Alhasil, tidak ada kejutan dari ECB, kurs euro pun merosot yang berdampak pada penguatan indeks dolar AS hingga 0,8%. Rupiah pun terancam kembali melemah pada perdagangan hari ini.
Setelah ECB, bank sentral Jepang (BoJ) akan mengumumkan kebijakan moneternya hari ini. BoJ menjadi satu-satunya bank sentral yang masih menerapkan kebijakan ultra longgar, dengan suku bunga acuan -0,1%.
Alhasil, kurs yen terpuruk melawan dolar AS hingga menyentuh level terlemah sejak pertengahan 1990. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda BoJ di bawah pimpinan Haruhiko Kuroda akan merubah kebijakannya. Tetapi pasar tentunya tetap memperhatikan langkah apa yang akan diambil untuk meredam kemerosotan yen.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini
(pap/pap)