
IMF dan AS Bawa Kabar Buruk, Awas IHSG Nyungsep Lagi

Di perdagangan tengah pekan ini, investor patut mencermati banyaknya sentimen negatif yang menyelimuti IHSG. Salah satunya adalah masih terperosoknya kinerja bursa saham AS.
Indeks Dow Jones memang sudah kembali menghijau. Namun, ambruknya Nasdaq dan S&P mesti dipertimbangkan sebagai cerminan masih belum kembalinya kepercayaan pelaku pasar di AS.
Peringatan ancaman resesi yang dikeluarkan JPMorgan dan Nomura juga menjadi cerminan bagaimana ketidakpastian global masih akan membayang ke depan.
Faktor lain yang bisa menjadi sentimen negatif IHSG hari ini adalah kembali tegangnya perang Rusia-Ukraina serta langkah Dana Moneter Internasional (IMF) yang memangkas pertumbuhan global dan Indonesia untuk tahun depan.
Seperti diketahui, pada Senin (10/10.2022), Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan serangan baru ke Ukraina. Rusia menembakkan total 80 rudal ke kota-kota di seluruh Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv. Sedikitnya ada 19 warga sipil tewas dan 96 lainnya terluka.
Kembali memanasnya perang Ruusia-Ukraina menjadi kekhawatiran jika perang masih akan lama dan ketidakpastian masih besar.
Sementara itu, IMF memangkas pertumbuhan global pada 2023 menjadi 2,7% dari proyeksi di Juli sebesar 2,9%. Namun, IMF masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan global untuk 2022 di angka 3,2%. Pertumbuhan global sudah direvisi sebanyak tiga kali yakni pada April, Juli, dan Oktober.
Pemangkasan proyeksi dilakukan menyusul masih panasnya perang Rusia-Ukraina, perlambatan ekonomi China, lonjakan harga energi dan pangan, melambungnya inflasi serta tren kenaikan suku bunga acuan global. IMF juga mengingatkan jika sepertiga perekonomian dunia akan mengalami kontraksi pada tahun depan.
"Tiga kawasan dengan perekonomian terbesar yaitu AS, China, dan Eropa akan terus melambat. Yang terburuk belumlah terjadi sekarang ini karena banyak dari warga dunia yang akan merasakan resesi pada 2023," tutur kepala ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas, dalam konferensi pers, Selasa malam waktu AS.
IMF juga mempertahankan proyeksi ekonomi Indonesia untuk tahun ini sebesar 5,3%. Namun, lembaga moneter internasional ini ternyata kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 5,2% menjadi 5% pada 2023.
Proyeksi IMF ini lebih rendah dari asumsi makro yang ditetapkan dari APBN 2023, yakni 5,3%.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto optimis ekonomi Indonesia masih tumbuh tinggi pada kuartal III-2022. Dia memperkirakan ekonomi domestik bisa tumbuh di atas 5% pada periode Juli-September.
"Pertumbuhan ekonomi dalam 3 kuartal terakhir sudah di atas 5%, hampir sama atau sedikit di atas 5,4%. Kemarin (kuartal II-2022) 5,44%," kata Airlangga saat membuka Rapat Kerja Nasional Kebijakan Satu Peta di Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Hari ini, data penjualan sepeda motor dan mobil Indonesia untuk September akan keluar. Menarik ditunggu apakah penjualan kendaraan sudah terdampak oleh kenaikan harga BBM Subsidi serta berakirnya insentif pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah atau PPnBM DTP pada bulan lalu.
Penjualan sepeda motor pada Agustus tercatat 524.821 atau naik 61% dibandingkan bulan sebelumnya. Secara bulanan, penjualan motor juga selalu meningkat sejak Juni.
Penjualan kendaraan merupakan indikator penting bagi pergerakan konsumsi masyarakat Indonesia. Konsumsi mayarakat sendiri berperan 56% lebih terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Dari AS, Negara Paman Sam akan mengeluarkan data indeks harga produsen untuk September. Indeks akan menjadi sinyal bagi pergerakan inflasi AS ke depan.
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan IHSG berpotensi melemah. IHSG diproyeksi bergerak di kisaran 6872 - 7137.
"Pergerakan IHSG hari ini terlihat masih akan dibayangi oleh pola tekanan minor. Peluang ini dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat kinerja emiten yang terlihat di kuartal II membaik dan memiliki potensi akan lebih baik di kuartal III," tutur William dalam analisanya.
(mae/luc)