Newsletter

Wall Street Ditutup Mix, Pasar Keuangan RI Bisa Bangkit?

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
28 September 2022 06:20
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Pasar saham AS ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (28/9/2022) waktu New York pasca beberapa rilis data ekonomi AS. Meskipun investor masih waswas akan resesi pasca ramalan suku bunga yang lebih agresif meskipun akan memukul ekonomi.

Dow Jones Industrial Average ditutup turun 125,8 poin, atau 0,43%. Sedangkan S&P 500 dan melemah 0,21%, sementara NASDAQ justru rebound menguat 26,58 poin, atau 0,25%.

Indeks acuan S&P turun lebih dari 20% dari level tertinggi pada awal Januari ke level terendah pada 16 Juni, kondisi saat ini mengkonfirmasi pasar sedang bearish. Indeks kemudian reli ke pertengahan Agustus sebelum mereda.

Sebelumnya, tiga indeks utama Wall Street kompak dibuka menghijau. Dow Jones Industrial Average naik 182,28 poin, atau 0,62% pada sesi awal perdagangan. Sedangkan dua indeks utama Wall Street lain yakni S&P 500 dan Nasdaq masing masing melesat 1,02% dan 1,41% di sesi awal.

"Kami tidak melihat pengurangan cepat atau pengembalian ke inflasi 2%, menjaga The Fed dalam mode kenaikan. Ini menyiratkan lebih banyak volatilitas dan kebutuhan untuk kehati-hatian dan keseimbangan dalam alokasi ekuitas," Tony DeSpirito, kepala investasi BlackRock untuk Fundamental AS. Ekuitas, tulis dalam catatan yang dirilis pada hari Selasa yang dikutip dari CNBC International.

Pasar melihat kemungkinan 65% dari pergerakan 75 basis poin lebih lanjut pada pertemuan Federal Reserve AS berikutnya pada bulan November.

Aksi jual baru-baru ini tampaknya menjadi katalis, termasuk bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang agresif untuk menaikkan suku bunga. Akhirnya mengguncang pasar mata uang. Pada Senin (26/9), nilai tukar poundsterling merosot ke rekor terendah terhadap dolar AS, membuat investor cemas.

"Biasanya, investor AS tidak akan terlalu peduli dengan hal seperti itu. Menurut saya bahwa sekarang ada ketakutan yang mencengkeram investor lebih banyak daripada sebelumnya, dan pada akhirnya akan mengarah pada momen kapitulasi, di mana kita benar-benar berada di bawah," tutur Analis AlphaTrAI Max Gokhman yang dikutipĀ CNBC International.

Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans mengisyaratkan beberapa kekhawatiran tentang bank sentral The Fed yang menaikkan suku terlalu cepat untuk melawan inflasi..

Proyeksi tersebut yang akhirnya membuat pasar keuangan global kembali dilanda dengan koreksi dalam beberapa hari terakhir.

The Fed perlu menaikkan suku bunga setidaknya satu poin persentase tahun ini, Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan pada hari Selasa, sikap yang lebih agresif daripada sebelumnya yang menggarisbawahi tekad bank sentral untuk meredam inflasi yang berlebihan.

"Bank sentral telah berjalan di atas tali mencoba untuk mengekang inflasi ketika mencoba untuk membatasi risiko resesi," tulis ahli strategi Bank of America dalam sebuah catatan yang dirilis Selasa yang dikutip dari Reuters.

"Namun, nada baru-baru ini dan kenaikan suku bunga 'jumbo' telah memperkuat bahwa prioritas utama adalah mengendalikan inflasi, bahkan dengan potensi biaya resesi." tambahnya.

Di sisi lain, AS baru saja merilis beberapa data ekonominya. Harga rumah AS mendingin pada Juli pada tingkat tercepat dalam sejarah Indeks S&P CoreLogic Case-Shiller, menurut sebuah laporan yang dirilis Selasa.

Harga rumah di bulan Juli masih lebih tinggi dari tahun lalu, tetapi turun secara signifikan dari kenaikan bulan Juni. Harga secara nasional naik 15,8% dibandingkan Juli 2021, jauh di bawah kenaikan 18,1% pada bulan sebelumnya, menurut laporan tersebut.

Sementara indeks kepercayaan konsumen (IKK) naik untuk bulan kedua berturut-turut pada bulan September, karena harga gas yang moderat dan harapan bahwa tekanan inflasi mungkin mereda membantu mengangkat kepercayaan konsumen di AS. IKK naik menjadi 108 dari 103,6 yang direvisi pada Agustus, angka ini juga menjadi yang tertinggi sejak April.

(aum/aum)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular