
Wall Street Full Senyum, IHSG Bakal Ketularan?

Tiga indeks utama Wall Street kompak menguat pada sesi perdagangan awal pekan hari ini jelang rilis data inflasi Amerika Serikat.
Dow Jones Industrial Average naik 229,63 poin, atau 0,7%. Kemudian indeks S&P 500 naik 1,6% menjadi 4.110,41, dan Nasdaq Composite bertambah 1,27% menjadi 12.266,41.
Pasar saham bergejolak menjelang pertemuang bank sentral AS, The Fed pada 20-21 September. Investor menanti keputusan Jerome Powell dkk. mengenai kenaikan suku bunga. Hingga saat ini pasar melihat peluang kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Pejabat Fed telah menegaskan dalam beberapa pekan terakhir bahwa mereka akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi bahkan jika itu merugikan pertumbuhan ekonomi.
Bank Sentral Eropa mengumumkan kenaikan suku bunganya sebesar 75 basis poin minggu lalu, yang telah membantu mendinginkan kenaikan dolar AS baru-baru ini.
"Kami melihat penurunan harga ekuitas dan koreksi dolar baru-baru ini berlanjut hingga minggu ini, karena pasar mengamati puncak hawkish bank sentral jangka pendek dan posisi relatif defensif," kata ahli strategi Citi Ebrahim Rahbari dalam sebuah catatan kepada klien.
Investor juga mencermati rilis inflasi yang akan dirilis pada hari Selasa, diharapkan akan melandai pada Agustus dengan inflasi sebesar 8,1% year-on-year/yoy, dibandingkan dengan 8,5% yoy pada Juli.
Beberapa sentimen termasuk melemahnya dolar AS dan keberhasilan militer Ukraina mampu menopang laju indeks. Banyak pedagang juga optimis tentang laporan indeks harga konsumen Agustus, yang dijadwalkan untuk dirilis pada Selasa.
Laporan tersebut adalah salah satu bagian terakhir dari data inflasi yang akan dilihat Fed menjelang pertemuan September. Penjualan ritel dan laporan produksi industri akan dirilis Kamis.
"Kombinasi dari keberhasilan yang agak mengejutkan di Ukraina, dan kemungkinan berita utama inflasi yang sangat menguntungkan yang bahkan mungkin menunjukkan penurunan untuk bulan lalu, dapat menempatkan kita ke dalam situasi di mana kita memiliki reli yang berkelanjutan di sini," kata Phillip Toews, CEO Manajemen Aset Toews.
"Dan pada saat itu ancaman utama dalam jangka pendek dan jangka menengah adalah apakah pendapatan terus memburuk."
(ras/luc)