
Sanggupkah Jokowi Bangkitkan IHSG Hari Ini?

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa utama saham Paman Sam kompak menguat dan memperpanjang rally mereka pada pembukaan perdagangan Senin pekan ini.
Dow Jones menguat 151,39 poin atau 0,45% ke 33.912,44. Indeks S&P 500 menguat 16,99 poin atau 0,40% ke 4.297,14 sedangkan Nasdaq naik 80,87 poin atau 0,62% ke 13.128.05.
Saham-saham dengan market capitalization besar menguat menyusul optimism pasar jika bank snetral AS (The Federal Reserve/The Fed) mampu menurunkan inflasi tanpa harus membuat ekonomi AS resesi.
Saham Apple menguat 0,6%, Microsoft Corp naik 0,5%, dan Tesla Inc melonjak 3,1%.
Saham sempat dibuka melemah setelah Bank sentral China (PBoC) secara tak terduga memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya tahun ini.
Pemangkasan ini dikhawatirkan sebagai sinyal jika perlambatan ekonomi China masih akan terjadi ke depan. Namun, bursa AS bangkit dan berakhir di zona hijau.
Analis Truist Keith Lerner mengatakan positifnya kinerja bursa AS di tengah kabar buruk dari China membuktikan jika mereka siap menerima kabar seburuk apapun.
"Kinerja market sangat baik. Mereka sudah mampu menyerap kabar buruk jadi ketika ada kabar buruk maka mereka siap dan tidak membuat kinerja mereka jatuh lagi," ujar Lerner, kepada CNBC International.
Sementara itu, analis dari Kingsview Investment Management Paul Nolte mengatakan pasar kini optimis jika kenaikan suku bunga The Fed tidak akan membuat ekonomi AS mengalami hard landing.
Seperti diketahui, the Fed telah menaikkan suku bunga acuan mereka sebanyak 225 bps sepanjang tahun ini hingga menjadi di kisaran 2,25 persen-2,5 persen untuk menurunkan inflasi.
Kenaikan suku bunga acuan yang agresif semula dikhawatirkan akan membuat ekonomi AS jatuh sangat dalam. Secara teknikal, ekonomi AS juga sudah memasuki resesi setelah terkontraksi pada kuartal I dan kuartal II-2022.
Kenaikan suku bunga pada epriode Maret-Juli telah menekan pasar saham, terutama saham berbasis teknologi.
Namun, otimisme pelaku pasar mulai meningkat tajam pekan lalu setelah keluarnya data Indeks Harga Produsen (IHP) dan inflasi Juli 2022. IHP menunjukkan penurunan secara bulanan sebanyak 0,5% dan melampaui ekspektasi analis Dow Jones di 0,2%.
Inflasi AS juga melandai ke 8,5% secara tahunan (yoy) dari 9,1% dan berada di bawah prediksi analis Dow Jones di 8,7%.
Membaiknya data inflasi dan IHP memberi optimisme pasar jika periode terburuk sudah berlalu.
"Punvak inflasi sudah berlalu dan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan setelah ini. Ekonomi AS akan membaik," tutur Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities, kepada Reuters.
Optimisme bursa saham AS juga disuntik oleh keyakinan pelaku pasar jika kinerja perusahaan-perusahaan AS akan membaik.
Perusahaan-perusahaan besar akan mengumumkan kinerja keuangan kuartal II-2022 pada pekan ini. Investor masih menantikan musim rilis kinerja keuangan dari perusahaan ritel besar, di antaranya Home Depot, Walmart, dan Target untuk mengetahui sejauh mana inflasi dan tekanan makro ekonomi telah mempengaruhi pendapatannya. Selain itu, data penjualan ritel akan dirilis pekan ini.
(mae/luc)
