Newsletter

Sanggupkah Jokowi Bangkitkan IHSG Hari Ini?

Maesaroh, CNBC Indonesia
16 August 2022 06:00
Infografis, Pergerakan Rupiah Sepekan
Foto: Infografis/ Pergerakan Rupiah Sepekan/ Edward Ricardo Sianturi

Senada dengan IHSG, rupiah juga bertekuk lutut di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin.

Mata uang Garuda ditutup melemah 0,51% ke posisi US$ 14.740/US$. Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melemah 0,1% dan tidak mampu mencicipi penguatan sepanjang hari.

Depresiasi rupiah makin membengkak hingga 0,53% ke Rp 14.743/US$, sebelum mengakhiri perdagangan di Rp 14.740/US$.

Pelemahan rupiah salah satunya disebabkan oleh faktor teknikal. Rupiah  melandai setelah pada pekan lalu melesat lebih dari 1,5% dan berada di level terkuat dalam 2 bulan terakhir.



Selain faktor teknikal, menipisnya neraca perdagangan juga menyeret rupiah ke zona merah.  

Ekonom BCA Barra Kukuh Mamia mengatakan menipisnya neraca perdagangan akan memberi tekanan ke rupiah ke depan. Terlebih, surplus diperkirakan terus tergerus ke depan karena melandainya harga komoditas dan melemahnya permintaan dari China.

Surplus neraca perdagangan yang kian menipis akan mengurangi surplus transaksi berjalan Indonesia. Kondisi tersebut bisa memicu derasnya capital outflow dan menekan mata uang rupiah

"Kenaikan harga BBM jenis tertentu bisa mengurangi permintaan impor minyak. Namun, itu tidak akan cukup untuk meredam tekanan rupiah, terutama jika perbedaan yield antara SBN dan US Treasury meningkat sehingga investor asing enggan kembali ke pasar obligasi emerging market," tutur Barra, dalam laporannya Trade:Continued global slowdown: BI at the crossroads.

Keengganan investor untuk kembali ke pasar obligasi emerging market setidaknya sudah tercermin dari pergerakan yield SBN, kemarin.

Harga SBN ditutup melemah pada perdagangan kemarin, investor kompak melepas SBN yang ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield) di seluruh tenor SBN.

Melansir data dari Refinitiv, SBN bertenor 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara menjadi yang paling besar kenaikan yield-nya kemarin, yakni menguat 7,8 basis poin (bp) ke level 7,049%.

Sedangkan SBN berjatuh tempo 20 tahun menjadi yang paling kecil kenaikan yield-nya, yakni naik 0,9 bp ke posisi 7,139%.



(mae/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular