Newsletter

Harga Minyak Ambrol, Wall Street Jebol, Jadi Resesi Nih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
02 August 2022 06:10
Apakah ada RI? Ini 6 Negara-Wilayah yang Kena  Resesi Tahun Depan
Foto: Infografis/Apakah ada RI? Ini 6 Negara-Wilayah yang Kena Resesi Tahun Depan/Aristya Rahadian

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street. Merahnya Wall Street bisa membuat mental pelaku pasar di Asia turun. Sepertinya jalan IHSG menembus level 7.000 akan sedikit menantang.

Sentimen kedua, investor juga patut waspada dengan ketakutan akan resesi ekonomi yang semakin tinggi. Tidak cuma di Wall Street, aura yang sama pun terasa di pasar komoditas.

Pada pukul 03:35 WIB, harga minyak jenis brent tercatat US$ 99,79/barel. Anjlok 3,88%.

Sementara yang jenis light sweet atawa West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 93,79/barel. Ambles 4,79%.


"Apakah resesi atau tidak, yang jelas (perekonomian) global melambat," ujar Peter Tuz, Presiden Chase Invesment Counsel yang berbasis di Virginia (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Perlambatan ekonomi, apalagi resesi, akan ditandai dengan melemahnya aktivitas masyarakat. Ini tentu membuat permintaan energi menurun sehingga harga si emas hitam ambrol.

Tidak hanya di AS, perekonomian China juga bermasalah. PMI manufaktur China versi Caixin pada Juli 2022 berada di 50,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,7.

Menurut versi Biro Statistik Nasional (NBS), PMI China lebih rendah lagi yaitu 49 pada Juli 2022. PMI di bawah 50 menandakan dunia usaha sedang mengalami kontraksi, tidak ada ekspansi.

AS dan China adalah dua perekonomian terbesar di dunia. Saat kedua negara itu sedang kesulitan, maka seluruh dunia akan terkena dampaknya.

"Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya engan risiko stagflasi yang meningkat. Inflasi yang tinggi diperparah dengan kondisi perekonomian yang melemah.

"Pertumbuhan ekonomi di berbagai negara termasuk AS, Eropa, Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Disertai dengan makin meningkatnya kekhawatiran kemungkinan terjadinya resesi di AS maupun di Eropa," papar Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular