
Ambruk Pekan Lalu, Mampukah IHSG Bangkit pada Pekan Ini?

Pada pekan ini, investor masih akan memantau beberapa sentimen penggerak pasar baik yang datang dari dalam negeri maupun global. Perhatian terbesar market pekan ini akan terarah ke Bank Indonesia (BI) yang akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 22-23 Juni.
Setelah The Fed dan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) menaikkan suku bunga pekan lalu, pasar kini menunggu apa langkah yang akan dilakukan kubu MH Thamrin.
Namun, sebelum melangkah kepada hasil RDG, pasar mesti mencermati sejumlah sentimen untuk perdagangan hari ini.
Dari dalam negeri, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) akan mengumumkan data penjualan motor untuk Mei 2022. Penjualan kendaraan bersama dengan penjualan semen serta konsumsi listrik merupakan indikasi penting bagi pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga berkontribusi sekitar 56% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Pergerakan penjualan sepeda motor bisa menjadi sinyal apakah pemulihan ekonomi Indonesia masih berlanjut pada Mei tahun ini.
Pada April 2022, penjualan sepeda motor domestik turun 2,46% (mtm) dan melemah 7,06% (yoy) menjadi 439.472 unit.
Secara kumulatif, penjualan sepeda motor domestik pada Januari-April mencapai 1.702.058 unit, turun 3,7% dibandingkan pada Januari-April 2022.
Pada hari ini, bank sentral China (PBoC) juga akan mengumumkan loan prime rate (LPR) atau suku bunga dasar kredit yang dibebankan bank kepada pelanggan 'premium' yang paling layak kredit. PBoC mempertahankan loan prime rate 1 tahun sebesar 3,7% pada bulan lalu.
Pasar berekspektasi jika China akan kembali mempertahankan LPR pada Juni tahun ini untuk membantu perekonomian Negara Tirai Bambu.
William Surya Wijaya, CEO dari PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, memperkirakan bursa saham masih akan melakukan konsolidasi pada awal pekan ini setelah goncangan berat pada pekan lalu.
"Pergerakan masih berpotensi diwarnai oleh tekanan, pengaruh dari pergerakan market global. Namun, stabilnya perekonomian dalam negeri masih mampu menopang pola gerak IHSG," tutur William Surya, dalam analisisnya.
Pergerakan IHSG juga akan ditopang oleh pembagian dividen emiten. "Masih rajinnya beberapa emiten membagi dividen tentunya masih dapat mendorong minat investasi, hari ini IHSG berpotensi menguat," imbuhnya.
(mae/luc)