Newsletter

Investor Pusing Jokowi Setop Ekspor CPO, Awas IHSG Rontok!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 April 2022 06:30
wall street
Foto: Antara Foto/Akbar Tado/via REUTERS

Bursa saham AS (Wall Street) terpuruk pada perdagangan Jumat (22/4/2022), indeks Dow Jones Bahkan mencatat hari terburuk sejak Oktober 2020. Musim laporan earning dan bank sentral AS (The Fed) yang akan agresif menaikkan suku bunga membuat Wall Street terpuruk.

Pada perdagangan Jumat, indeks Dow Jones jeblok hingga lebih dari 2,8% ke 33.811,4, menjadi hari terburuk sejak 28 Oktober 2020. Sepanjang pekan lalu, Dow Jones merosot 1,9% dan mencatat penurunan 4 minggu beruntun. Bahkan dalam 11 minggu terakhir, Dow Jones turun sebanyak 9 kali.

Kemudian indeks S&P 500 juga jeblok 2,77% ke 4.271,78, dalam sepekan merosot 2,8%. S&P 500 tercatat melemah 3 pekan beruntun.

Indeks teknologi Nasdaq merosot 2,55% ke 12.839,29, dan dalam sepekan merosot 3,8%.

Laporan earning emiten yang mengecewakan membebani sentimen pelaku pasar. Selain itu, The Fed yang semakin terang-terangan membuka peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin pada bulan depan membuat pasar was-was akan kemungkinan terjadinya resesi.

Ketua The Fed, Jerome Powell pada Jumat lalu menyatakan kenaikan 50 basis poin akan didiskusikan saat pertemuan kebijakan moneter 3 dan 4 Mei (waktu setempat).

"Dengan inflasi yang tiga kali lebih tinggi dari target 2%, akan tepat untuk bergerak sedikit lebih cepat. Kenaikan suku bunga 50 basis poin akan dibicarakan pada pertemuan bulan Mei," kata Powell dalam diskusi ekonomi pada pertemuan Dana Moneter International (IMF) sebagaimana dilansir Reuters.

dengan The Fed yang bertindak lebih agresif, semakin banyak analis yang melihat Amerika Serikat akan mengalami resesi.

"Saya melihat probabilitas 30% Amerika Serikat memasuki resesi dalam 12 bulan ke depan, dan probabilitas tersebut terus meningkat," kata kepala ekonomi Moody's Analytics Mark Zandi.

Powell sendiri mengakui tugas The Fed saat ini sangat menantang, melandaikan inflasi tanpa membuat perekonomian AS mengalami pelambatan signifikan hingga resesi.

"Target kami menggunakan instrumen yang kami miliki untuk kembali mengsinkronkan supply dengan demand... dan tanpa membuat pelambatan yang bisa membawa perekonomian resesi. Itu akan sangat menantang," kata Powell.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini

 

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular