
Saham Teknologi AS "To The Moon", di RI Bakal Gimana Mas Bro?

Rekomendasi positif dua raksasa bank investasi dunia, JP Morgan dan Goldman Sach, kemarin mengafirmasi optimisme pasar yang semula tertahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang dalam 3 pekan terakhir maju-mundur di level psikologis 7.000 kemarin bersandar di 7.100.
Pertanyaan selanjutnya tentu saja: apakah reli kemarin berpeluang berlanjut hari ini dan sepekan perdagangan ke depan? Secara fundamental, jawabannya adalah iya. Mengutip riset kedua lembaga tersebut, Asia Tenggara khususnya memiliki 'bantalan' khusus di tengah krisis Ukraina.
Pertama, wilayah ini dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global dari wilayah yang terlambat pulih dari membaiknya pandemi Covid-19. Artinya, pertumbuhan ekonomi yang sudah terbaca, sebesar 3,69% pada 2021 belum mencerminkan prospek pemulihan secara penuh.
Bagi investor saham, saat ini menjadi momentum yang tepat untuk ambil posisi terlebih dahulu di pasar, membeli saham-saham yang harganya belum mencerminkan pemulihan yang ada. Khususnya, sektor perbankan, komoditas, dan teknologi.
Ini menjelaskan kenapa investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) secara konsisten dalam sebulan terakhir. Totalnya mencapai Rp 33,27 triliun dalam 3 bulan terakhir, menafikan efek kejutan dari konflik Ukraina.
Kedua, sektor perbankan Indonesia menurut kedua lembaga tersebut mampu pulih dengan cepat setelah sempat terdampak dari pandemi Covid-19, menunjukkan efektivitas program restrukturisasi selama masa pandemi.
Selanjutnya, ketika pengetatan kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) dengan berbagai efek buruknya bagi pasar keuangan global, sektor perbankan di Indonesia justru dinilai akan mendapatkan berkah dari digitalisasi.
"Kami saat ini ambil posisi di sektor swasta terkemuka dan juga bank milik negara karena mereka telah secara proaktif mendorong adopsi digital untuk mempercepat penetrasi keuangan," kata Manajer Portofolio JPMorgan Asset Management Desmond Loh pada CNBC International.
Ketiga, bank investasi asing tersebut menyambut positif bermunculannya perusahaan ekonomi digital yang masuk ke bursa Indonesia. Senin kemarin, emiten pengembang PT Wir Asia Tbk (WIRG) mencatatkan sahamnya perdana di bursa, dan harga sahamnya meroket hingga 34,5%. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk bakal menyusul dalam waktu dekat.
Sempat tertekan oleh efek pengetatan moneter AS, saham teknologi di Wall Street mendapatkan momentum penguatan sebagaimana terlihat fajar tadi. Di Indonesia, saham teknologi belum banyak diapresiasi pasar karena konservatisme pemodal dalam memandang future value mereka.
BACA: Ini Dua 'Fitnah' terhadap Saham-Saham Sektor Teknologi
Di luar perbankan dan teknologi, sektor komoditas juga dinilai menarik investor asing untuk memburu saham di Indonesia, karena kenaikan beberapa komoditas menjadi keuntungan sendiri bagi Indonesia seperti batu bara, nikel, dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO).
"Harga komoditas yang kuat juga bermanfaat bagi pendapatan ekspor di Indonesia serta neraca perdagangan negara, dan itu ditetapkan untuk mendukung rupiah Indonesia serta prospek pertumbuhan jangka pendek di Indonesia," kata Loh.
Jadi, jika bicara aspek fundamental, maka penguatan IHSG sangat berpeluang berlanjut pada hari ini ditopang ketiga saham sektor tersebut. Namun, apakah momentum penguatannya terbuka untuk hari ini, jawabannya kembali pada situasi ekonomi nasional dan global. Jika kondusif aman sentosa, reli bakalan tak terbendung.
(ags/ags)