Newsletter

Saham Teknologi AS "To The Moon", di RI Bakal Gimana Mas Bro?

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 April 2022 06:50
CEO Tesla Elon Musk
Foto: CEO Tesla Elon Musk (REUTERS/Rebecca Cook)

Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak menguat pada penutupan perdagangan Senin (4/4/2022), ditopang saham teknologi yang diburu pemodal menyusul keputusan Elon Musk memborong saham Twitter.

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 103,61 poin (+0,3%) ke 34.921,88 pada penutupan fajar tadi. Sementara itu, S&P 500 naik 36,78 poin (+0,81%) ke 4.582,64 dan Nasdaq melompat 271,05 poin (+1,9%) ke 14.532,55.

Saham teknologi yang sempat terkena pukulan pada kuartal pertama, kini diburu berkat 'Elon Musk Effect'. Saham Twitter melesat lebih dari 27% menyusul kabar pembelian saham oleh Elon sebesar 9,2%, menjadi reli harian terbesar dalam sepanjang sejarah perdagangan sahamnya.

Saham Tesla sendiri lompat 5,6% setelah melaporkan angka pengiriman kendaraan listrik (electric vehicle/EV) kuartal terbaru pada Sabtu (2/4). Perusahaan tercatat mengirimkan lebih dari 310.000 EV pada kuartal I-2022, melesat dari 184.800 pada periode setahun sebelumnya.

Saham teknologi lain pun ikatan naik di antaranya Apple, Amazon, Alphabet dan Nvidia yang melesat lebih dari 2%. Saham teknologi China yang tercatat di Wall Street juga ikut menguat, seperti Alibaba dan JD.com.

"Nasdaq jelas sedang memimpin penguatan... tentunya karena tidak ada banyak berita buruk yang memberikan tekanan bagi Nasdaq," tutur Sam Stovall, Kepala Perencana Investasi CFRA, seperti dikutip CNBC International.

Pada Kamis (31/3), sinyal resesi teridentifikasi ketika imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 2 tahun dan 10 tahun terbalik untuk pertama kalinya sejak 2019. Yield obligasi tenor 5 tahun juga diperdagangkan di atas yield obligasi tenor 30 tahun.

Harga minyak mentah acuan AS yakni West Texas Intermediate (WTI) melompat 4% dan kembali menembus level psikologis US$ 100 per barel, sementara harga minyak mentah acuan internasional yakni Brent melompat lebih dari 3%.

Reli harga energi utama dunia tersebut terjadi di tengah masih panasnya situasi di Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa negara Barat akan mengumumkan sanksi terbaru terhadap Rusia beberapa hari mendatang.

"Beberapa konsolidasi setelah lonjakan besar yang kita lihat di saham dalam tiga pekan terakhir terhitung masuk akal. Itulah jenis yang kita lihat saat ini," tutur analis LPL Financial Ryan Detrick dikutip CNBC International.

Pada Rabu (6/4), Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/FOMC) akan menerbitkan risalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Maret, memberikan investor pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana The Fed memandang kondisi pasar.

(ags/ags)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular