Newsletter

Bukan Hanya AS, Eropa juga Terancam Stagflasi

Putra, CNBC Indonesia
11 March 2022 06:20
bursa new york Stock exchange nyse wall street bursa amerika
Foto: AP/Matthew Brown

Beralih ke bursa saham global yakni Wall Street, harga saham-sahamnya kembali tertekan. Hal ini tercermin dari kinerja indeks yang mengalami penurunan. Indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq Composite melemah lebih dari 1% hingga penutupan perdagangan dini hari tadi. 

Koreksi terjadi di tengah kegagalan negosiasi antara Ukraina dan Rusia yang dijembatani oleh Turki dengan tak banyak kesepakatan mengenai gencatan senjata maupun pembukaan jalur pengungsian untuk warga sipil.

Gagalnya negoisiasi antara dua negara penghasil energi dan pangan global tersebut membuat pasar komoditas ikut bereaksi. Baik harga minyak mentah dan gandum keduanya mengalami kenaikan. 

Harga komoditas energi dan pangan yang lebih tinggi menjadi ancaman lain bagi inflasi yang sekarang sudah melesat signifikan. Sentimen negatif lain datang dari rilis data inflasi AS yang ditunggu-tunggu banyak pihak. 

Inflasi AS per Februari melesat sebesar 7,9% (secara tahunan), menjadi yang tertinggi dalam 40 tahun terakhir, dan melampaui ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang memprediksi angka 7,8%. Secara bulanan, inflasi tercatat 0,8%, atau lebih tinggi dari estimasi sebesar 0,7%.

"Situasi inflasi memburu, dan bukannya membaik. Bahan pokok menjadi kian mahal... di satu sisi harga BBM jadi biangnya, harga makanan dan rumah juga menjadi pendorong inflasi Februari," tutur John Leer, ekonom kepala Morning Consult, dikutip CNBC International.

Inflasi yang tinggi berarti harga barang dan jasa di perekonomian melambung. Ketika harga suatu barang dan jasa di perekonomian semakin mahal dan tak terjangkau artinya ekonomi dalam bahaya karena daya beli masyarakat tergerus. Ini bisa berdampak pada terjadinya perlambatan atau bahkan kontraksi output yang sering disebut sebagai resesi. 

Banyak pelaku pasar yang khawatir bahwa ekonomi AS akan kembali ke tahun 1970-an di mana di saat tersebut negeri Paman Sam berada dalam salah satu periode terburuknya karena mengalami stagflasi. 

Secara sederhana stagflasi dicirikan oleh tiga hal yang saling berkaitan yakni inflasi yang tinggi akan menyebabkan pengangguran juga melonjak, pada akhirnya kedua hal tersebut akan menyebabkan perekonomian tumbuh melambat atau bahkan jatuh ke jurang resesi. 

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular