
Disuntik Booster Vaksin Gratis, Semoga IHSG Sehat & Kuat Nih!

Beralih ke bursa saham Wall Street, tiga indeks acuan pasar ekuitas AS akhirnya berhasil lolos dari jeratan zona merah dan finish di zona hijau setelah sempat terkoreksi di awal perdagangan.
Indeks Dow Jones berakhir dengan penguatan 0,51%. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing naik sebesar 0,92% dan 1,41%.
Penguatan pasar saham AS tak lepas dari melemahnya imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang ditutup di level 1,74%.
Sebelumnya, bursa saham terus tertekan karena imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS meningkat. Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik mendekati 1,8% dari 1,5% pada Desember 2021.
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS tersebut merespons dua hal. Pertama adalah perkiraan inflasi AS bulan Desember yang mencapai 7% dan the Fed yang semakin hawkish sehingga diproyeksikan bakal menaikkan suku bunga acuan paling cepat pada Maret 2022 dan di sepanjang tahun sebanyak 4x.
Namun Kepala Strategi Investasi di Leuthold Group Jim Paulsen menilai bahwa koreksi pasar tahun ini, yang sudah diawali pada pekan lalu, bakal dinetralisir oleh kabar baik dari kuatnya kinerja fundamental emiten AS.
"Secara historis, pasar saham mengalami 'taper tantrum' dan banyaknya kenaikan suku bunga acuan akan menyebabkan pasar saham menjadi tertekan," tutur Paulsen, seperti dikutip CNBC International.
Fokus pelaku pasar mungkin sedang terpecah karena pasar saham mungkin kurang mengacu pada kapan dan berapa kali suku bunga acuan dinaikkan dan lebih memantau kinerja keuangan emiten, lanjut Paulsen.
Musim rilis laporan keuangan akan ramai pada akhir pekan ini karena bank-bank besar dijadwalkan akan melaporkan kinerja keuangan per Desember 2021 pada Jumat nanti.
Pekan ini menjadi pekan yang menentukan bagi perekonomian dengan adanya rilis data inflasi pada Selasa waktu setempat, dan bos bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell akan memberikan konfirmasi lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneternya ke depan.
Di depan Senat, Powell menyampaikan bahwa inflasi yang tinggi hanya akan sampai pertengahan 2022. Lebih lanjut sang komandan bank sentral AS tersebut juga mengatakan the Fed akan menaikkan suku bunga acuan lebih banyak jika dibutuhkan untuk menjinakkan inflasi yang terus membandel saat ini.
Setelah mendapatkan sinyal dan kejelasan dari bos the Fed akhirnya pasar keuangan bisa menjadi sedikit lebih tenang.
(trp/vap)