
WHO Beri Kabar Baik Soal Omicron, Sobat Cuan Bisa Tenang

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama di Wall Street berakhir variatif. Dow Jones Industrial Average (DJIA) mampu menguat 0,59%. Akan tetapi, S&P 500 turun tipis 0,06% dan Nasdaq Composite anjlok 1,33%.
Nasdaq jatuh seiring koreksi harga saham-saham teknologi. Harga saham Tesla ambles 4,18%, Microsoft minus 1,71%, dan Apple berkurang 1,27%. Maklum, kemarin harga saham Tesla meroket 13,53% dan Apple melesat 2,5%.
Sementara DJIA terangkat oleh saham-saham perbankan. Harga saham Goldman Sachs naik 3,07%, JPMorgan Chase & Co menguat 3,79%, dan Wells Fargo & Co bertambah 3,98%.
Investor mengantisipasi rencana bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang bakal mengetatkan kebijakan moneter. Mulai bulan ini, The Fed menambah dosis pengurangan pembelian aset dari US$ 15 miliar per bulan menjadi US$ 30 miliar. Dengan demikian, program pembelian aset atau quantitative easing akan selesai pada Maret 2022.
Begitu quantitative easing selesai, maka Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega diyakini bakal segera menaikkan suku bunga acuan. Mengutip CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan peluang Federal Funds Rate menyentuh 0,75-1% pada akhir 2022 mencapai 30,3%, tertinggi di antara kemungkinan lain. Saat ini suku bunga acuan Negeri Paman Sam ada di 0-0,25%.
![]() |
"Saya memperkirakan terjadi kenaikan suku bunga dua kali pada 2022. Inflasi ternyata lebih tinggi dan persisten dari yang saya duga sebelumnya," sebut Neel Kashkari, Presiden The Fed Minneapolis, dalam tulisan di Medium.
Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek suku bunga acuan. Dengan demikian, laba perbankan akan semakin tebal sehingga tidak heran investor mengincar saham Goldman Sachs dkk.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
(aji/aji)