Newsletter

WHO Beri Kabar Baik Soal Omicron, Sobat Cuan Bisa Tenang

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 January 2022 06:30
Ilustrasi Uang Dolar/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Foto: Ilustrasi Uang Dolar/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang bisa mewarnai perdagangan. Pertama adalah perkembangan di Wall Street yang agak mixed. Ini bisa membuat investor di Asia, termasuk Indonesia, galau menentukan arah.

Sentimen kedua, seperti yang menggerakkan Wall Street, sepertinya aura pengetatan kebijakan moneter AS semakin kuat. Semakin banyak pejabat teras The Fed yang bicara soal kenaikan suku bunga acuan, Kaskhari menjadi yang paling anyar.

"Kenyataannya, inflasi lebih tinggi dari yang saya perkirakan, lebih bertahan lama dari yang saya perkirakan. Pertanyaannya, apakah ini masih sementara (transitory) atau tidak?

"Jika rezim inflasi rendah akan membuat kekuatan makroekonomi menyeimbangkan dirinya sendiri, maka FOMC (Federal Open Market Committee, komite pembuat kebijakan The Fed) harus segera mengepankan ini. Jadi kita tidak bisa menghindari perlambatan laju pemulihan ekonomi karena inflasi yang tinggi," papar Kashkari.

Merespons pernyataan Kashkari, dolar AS semakin perkasa. Pada pukul 03:57 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,08%.

"Wajar saja, pelaku pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga. Ini adalah kunci penguatan dolar AS," kata Joe Manimbo, Senior Market Analyst di Western Union Business Solutions yang berbasis di Washington (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Saat suku bunga acuan naik, imbalan investasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi) akan ikut terkerek. Arus modal akan mengarah ke Negeri Adikuasa sehingga hanya menyisakan sedikit untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Jika hawa kenaikan suku bunga acuan AS makin terasa, maka mata uang negara-negara berkembang akan terpapar sentimen negatif. Oleh karena itu, investor perlu selalu waspada terhadap risiko depresiasi rupiah.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular