Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses mencatat penguatan 4 hari beruntun pada perdagangan Selasa (28/12). Sementara itu rupiah masih belum mampu menguat meski tidak juga melemah, kemudian Surat Berharga Negara (SBN) mayoritas tenor mengalami penguatan.
Pada perdagangan hari ini, Rabu (29/12), IHSG, rupiah, dan SBN berpeluang kembali menguat, sebab ada kabar baik lagi terkait perkembangan virus corona Omicron. Virus yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan ini bisa jadi "pembunuh" varian Delta yang lebih berbahaya. Hasil studi mengenai Omicron yang bisa mempengaruhi pergerakan pasar finansial di bahas pada halaman 3.
Kemarin, IHSG mampu mencatat penguatan 0,35% ke 6.598,343, sementara dalam 4 hari total penguatannya lebih dari 1%.
Kemudian rupiah berfluktuasi melawan dolar Amerika Serikat (AS) sebelum berakhir stagnan di Rp 14.225/US$.
Sementara itu dari pasar obligasi, hanya SBN tenor 25 tahun yang mengalami pelemahan harga, terlihat dari imbal hasilnya (yield) yang mengalami kenaikan.
Pergerakan yield berbanding terbalik dengan harga obligasi, ketika yield turun artinya harga sedang naik, begitu juga sebaliknya.
Pergerakan pasar finansial Indonesia menunjukkan pelaku pasar berhati-hati tetapi juga optimistis (cautiously optimistic) akibat penyebaran virus corona varian Omicron.
Dari dalam negeri, kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) varian Omicron bertambah, kali ini lewat transmisi lokal.
Dalam konferensi pers terbarunya yang disiarkan di Channel Youtube Kemenkes Selasa kemarin, Juru Bicara Pemerintah untuk Program Vaksinasi Covid-19. dr. Siti Nadia Tarmidzi mengungkapkan perkembangan terbaru kasus covid-19 varian Omicron di Indonesia.
Sampai kemarin, terdapat 47 kasus Omicron di Indonesia. Artinya ada penambahan 1 kasus dari sebelumnya, dan kasus tersebut merupakan transmisi lokal.
"Hari Selasa, 47 kasus konfirmasi positif Omicron. 46 kasus impor dan 1 transmisi lokal," kata Siti Nadia.
Dengan adanya transmisi lokal, artinya penyebaran Omicron berisiko meluas. Omicron merupakan varian virus corona yang lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya, tetapi tidak menyebabkan penyakit lebih parah. Satu pasien transmisi lokal juga tidak bergejala.
Selain itu Eropa menjadi perhatian utama. Prancis kini masuk ke daftar negara yang mencatat penambahan kasus Covid-19 sebanyak 100.000 kasus per hari. Prancis menyusul Inggris dan Amerika Serikat yang mencatat penambahan kasus di atas 100.000 per hari, dan ini menjadi yang pertama sepanjang pandemi bagi Prancis.
Dari Amerika Serikat, ahli penyakit menular Gedung Putih Anthony Fauci memperkirakan kenaikan masih akan terus terjadi setelah pekan lalu menyentuh angka 150.000.
Meski demikian, kenaikan kasus tersebut dipercaya tidak akan menyebabkan pelambatan ekonomi, malah mempercepat berakhirnya pandemi.
"Kami tidak yakin Omicron akan mempengaruhi outlook pertumbuhan ekonomi secara signifikan, justru sepertinya akan mempercepat akhir pandemi," tutur analis JPMorgan Dubravko Lakos-Bujas, seperti dikutip CNBC International.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Wall Street Bervariasi, S&P 500 Turun Dari Rekor
Bursa saham AS (Wall Street) bervariasi pada perdagangan Selasa waktu setempat. Indeks Dow Jones mampu mencatat penguatan lima hari beruntun setelah naik 0,3% ke 36.398,2.
Indeks S&P 500 sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa lagi sebelum berakhir melemah tipis 0,1% le 4.786,35. Kemudian Nasdaq turun cukup dalam 0,6% ke 15.781,72.
"Jika pasar tak bisa dikalahkan oleh varian terbaru Covid-19, menurut saya ia menunjukkan bahwa tidak ada yang menghentikan pasar dari reli terus-terusan hingga akhir tahun," tutur Margaret Patel, Senior Manajer Portofolio Allspring Global Investments, kepada CNBC International.
Pada November bursa saham anjlok menyusul lonjakan varian Omicron tetapi setelah itu berbalik menguat setelah pemerintah menyatakan tak akan memberlakukan karantina wilayah (lockdown) dan pengetatan pembatasan sosial.
Selain itu perkembangan terbaru terkait virus corona varian Omicron yang disebut tidak lebih berbahaya ketimbang varian lainnya memberikan sentimen positif ke pasar.
Namun, kabar tersebut membuat saham perusahaan farmasi bertumbangan. Pfizer merosot 2% begitu juga Moderna yang jeblok 2,2%.
Wall Street kini masih dalam periode Santa Claus Rally yang berpeluang membawanya terus menanjak.
Santa Rally merupakan momen spesifik, di aman ada kecenderungan Wall Street akan mengalami kenaikan di 5 hari terakhir perdagangan setiap tahunnya, dan berlanjut di 2 hari pertama tahun yang baru.
Artinya, Santa Rally di Amerika Serikat akan dimulai Senin (27/12) dan berakhir pada 4 Januari 2022.
Dalam 45 tahun terakhir, Santa Rally menghasilkan return positif sebanyak 34 kali, dengan rata-rata sebesar sebesar 1,4%.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
Wall Street yang tidak kompak pada perdagangan Selasa waktu setempat tentunya memberikan sentimen yang mixed ke pasar Asia hari ini, termasuk ke IHSG.
Penyebaran virus corona Omicron masih terus menjadi perhatian sebab yang lebih cepat ketimbang varian lainnya. Tetapi kabar baiknya, Omicron tidak lebih berbahaya ketimbang varian delta, berdasarkan hasil studi yang dilakukan di Afrika Selatan, Inggris dan Skotlandia.
Kabar baik datang lagi dari Afrika Selatan, di mana hasil studi menunjukkan orang-orang yang terinfeksi Omicron, terutama yang sudah divaksin memiliki, akan memiliki imun yang lebih kuat dalam menghadapi varian Delta.
Reuters melaporkan, riset tersebut baru dilakukan terhadap sekelompok kecil, hanya 33 orang yang sudah divaksin dan belum. Hasilnya, netralisasi virus Omicron meningkat 14 kali lipat selama 14 hari setelah terinfeksi, dan netralisasi varian naik 4,4 kali lipat.
"Peningkatan netralisasi varian Delta pada individu yang terinfeksi Omicron dapat menurunkan kemampuan Delta untuk menginfeksi kembali individu tersebut," kata para ilmuwan, sebagaimana diwartakan Reuters, Selasa (27/12).
Hasil riset tersebut juga dikatakan konsisten dengan temuan sebelumnya yakni Omicron menggantikan varian Delta karena individu yang terinfeksi memperoleh kekebalan yang menetralisir Delta.
Penelitian tersebut memberikan harapan Omicron akan menjadi akhir dari pandemi Covid-19, apalagi jika ada riset yang lebih luas juga menunjukkan hal yang sama.
Kabar baik lainnya yang bisa memicu penguatan IHSG, rupiah hingga SBN yakni Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan untuk mengurangi masa isolasi bagi warganya yang positif Covid-19 dari 10 hari menjadi 5 hari, jika individu tersebut tidak bergejala.
Pengurangan masa isolasi tersebut tentunya membuat aktivitas warga mengalami peningkatan, dan bisa berdampak positif ke perekonomian.
Selain itu Inggris juga enggan melakukan lockdown.
Sajid Javid, Menteri Kesehatan Inggris, menegaskan Negeri Big Ben tidak akan memberlakukan karantina wilayah alias lockdown demi menekan penyebaran virus corona, terutama varian omicron. Lockdown tidak menjadi opsi kebijakan, setidaknya sampai akhir tahun.
"Tidak ada kebijakan lebih lanjut sebelum tahun baru. Ketika kita sudah berada di tahun yang baru, maka kita bisa melihat lagi apakah perlu dilakukan kebijakan lebih jauh," kata Javid, seperti dikutip dari Reuters.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Berikut Rilis Data Ekonomi dan Agenda Hari Ini
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- RUPS PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB)
- RUPS PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA)
- Data harga ekspor dan impor serta PPI Singapura (pukul 13:00 WIB)
- Data penjualan rumah tertunda AS (pukul 22:00 WIB)
- Data stok minyak mentah AS (pukul 22:30 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (Q3-2021 YoY) | 3,51% |
Inflasi (November 2021, YoY) | 1,75% |
BI-7 Day Reverse Repo Rate (Desember 2021) | 3,50% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021) | 5,82% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q3-2021) | 1,5% PDB |
Cadangan Devisa (November 2021) | US$ 145,9 miliar |
TIM RISET CNBC INDONESIA