Jakarta, CNBC Indonesia - Bergerak variatif, pasar modal nasional tertekan pada penutupan perdagangan Rabu (22/12/2021) sementara pasar uang menguat. Hari ini sentimen seputar Omicron menjadi acuan pergerakan pasar dan berpeluang menjadi angin segar.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin ditutup melemah 0,38% atau 24,72 poin ke 6.529,593. Dibuka naik 0,24% ke 6.572,54 indeks acuan utama bursa saham ini bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi satu.
Sentimen positif datang dari Badan Obat dan Makanan (Foods and Drugs Agency/FDA) di Amerika Serikat (AS) yang menyetujui peredaran obat Covid-19 produksi Pfizer dan Merck. Obat tersebut diklaim efektif mencegah dan menurunkan tingkat keparahan infeksi.
Namun, sentimen berubah di sesi kedua karena Kementerian Kesehatan melaporkan tambahan dua kasus baru positif Covid-19 varian Omicron setelah perunutan genom (genome sequencing) virus dijalankan. Sehingga, total kasus Omicron yang terdeteksi di Tanah Air ada lima kasus.
Data perdagangan mencatat sebanyak 195 saham menguat, 345 saham melemah dan 138 stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 10,5 triliun dan investor asing membukukan penjualan bersih (net sell) di pasar reguler sebesar Rp 207 miliar.
Kekhawatiran pasar juga terlihat di pasar obligasi, yang mencetak adanya aksi beli investor sehingga harga meningkat. Hal ini menunjukkan upaya investor menghindari risiko ekonomi dengan membeli aset minim risiko (safe haven) tersebut.
Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) pun menguat yang ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield) di seluruh tenor SBN acuan. Melansir data Refinitiv, yield SBN bertenor 1 tahun mencetak pelemahan terbesar, yakni 12,8 basis poin (bp) ke 3,291%,
Pelemahan yield terkecil terjadi di SBN berjatuh tempo 25 tahun yang hanya turun 0,2 bp ke 7,211%. Sementara itu, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan acuan pasar turun 2,3 bp ke 6,4% hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga penurunan yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Namun kisah berbeda tertera di data perdagangan mata uang. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI) maupun di pasar spot. Kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.264 atau menguat 0,59% terhadap dolar AS.
Di pasar spot, US$ 1 dihargai Rp 14.285 kala penutupan perdagangan atau terapresiasi 0,2%. Tidak banyak mata uang Asia yang berjaya di hadapan greenback. Namun itu saja sudah cukup untuk mengantar Mata Uang Garuda mencetak kinerja harian terbaik dan menjadi juara Asia.
Selain rupiah, dolar Hong Kong dan rupee India berada di jalur hijau tetapi tak sekuat rupiah.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat pada penutupan perdagangan Rabu (22/12/2021), memperpanjang reli yang dicetak kemarin di tengah kabar positif soal obat perawatan pasien Covid-19.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 261,19 poin (+0,74%) ke 35.753,89. Indeks S&P 500 tumbuh 47,33 poin (+1,02%) ke 4.696,56 dan Nasdaq lompat 180,81 poin (+1,18%) ke 15.521,89.
Saham Caterpillar naik 1,9% sementara Tesla melesat 7,4% setelah pengendalinya yakni Elon Musk dalam platform podcast mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk menjual 10% sahamnya guna memenuhi kewajiban pajak.
Kemarin, indeks Dow Jones lompat 560 poin (+1,6%) sementara S&P 500 lompat 1,8% dan Nasdaq melesat 2,4%. Reli tersebut memperbaiki posisi ketiga indeks tersebut yang terbanting dalam 3 hari sebelumnya.
Namun sepanjang bulan berjalan, Desember tahun ini menurut Bespoke Investment Group menjadi bulan paling volatil bagi indeks S&P 500 sejak tahun 1953. Indeks kecemasan pasar Cboe Volatility Index sempat melonjak ke angka 35.
Saham yang terkait dengan perjalanan kembali menguat, setelah investor melancarkan pembelian di tengah koreksi. Saham Delta Air Lines melonjak 5,9%, sementara United Airlines melesat 6,9%.
Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers pada Selasa menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi." Dia juga menegaskan bahwa pemerintah tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.
Biden juga mengatakan bahwa 1.000 personil medis dari militer akan membantu rumah sakit menangani kenaikan pasien Covid-19. Pihaknya akan membeli 500 juta tes Covid di rumah yang gratis untuk warga AS mulai tahun depan.
Keith Buchanan, Manajer Portofolio Globalt Investments, mengatakan bahwa varian Omicron tak memicu persoalan separah varian Delta sehingga pemulihan ekonomi yang berjalan tak serta-merta bergantung pada stimulus.
"Ia menguji apakah ekonomi dan pasar bisa mempertahankan kinerja meski kebijakan moneter dan fiskal tidak selonggar sebelumnya," tuturnya seperti dikutip CNBC International.
Investor AS juga memantau rilis data ekonomi, termasuk pembelian rumah baru, penjualan rumah lama, pertumbuhan ekonomi, dan indeks keyakinan konsumen.
Dari PT Bukalapak.com Tbk, PT Bukit Asam Tbk, hingga PT Bumi Resources Tbk, hari ini bakal ada banyak emiten yang menggelar agenda korporasi yang menarik untuk dicermati berupa Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Dua saham mineral logam yakni PT Aneka Tambang Tbk dan PT Timah Tbk, yang selama ini menjadi primadona terkait dengan proyek baterai dan mobil listrik, bakal menghadapi gelombang pergantian pengurus yang akan dimintakan persetujuan dalam RUPSLB hari ini.
Sementara itu, Bukalapak akan membahas mengenai pengunduran diri salah satu komisarisnya, dan mengubah peruntukan penggunanan dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Jika semula 66% dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja perusahaan, maka dalam RUPSLB hari ini mereka akan meminta perizinan dari pemegang saham untuk mengubahnya dengan mengalokasikan separuh dari itu sebagai modal kerja anak usahanya.
Yang menarik, mereka juga membuka peluang ekspansi dengan meminta persetujuan pemegang saham publik untuk memberikan pintu bagi e-commerce tersebut untuk memanfaatkan sisa dana IPO untuk mendanai anak usaha yang sudah maupun yang akan ada.
Agenda serupa juga terjadi pada BUMN batu bara PTBA. Sementara itu, emiten batu bara yang juga merupakan eksportir utama batu bara nasional yakni BUMI berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD).
Agenda-agenda tersebut berpeluang menjadi katalis tambahan bagi pergerakan bursa saham nasional, yang sejauh ini masih bergerak volatil menghadapi risiko kelanjutan pandemi akibat penyebaran varian Omicron.
Saat ini, sentimen terkait pandemi bergerak di dua arah. Di dalam negeri, pemodal khawatir melihat penambahan kasus Omicron, menyusul temuan lima pasien baru yang teridentifikasi mengidap virus varian terbaru Covid-19 tersebut.
Namun di luar negeri, perkembangan pandemi cenderung positif. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam konferensi pers pada Selasa menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi."
Dia juga menegaskan bahwa pemerintah tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya. Hal ini memicu optimisme di bursa AS tadi malam, yang berpeluang berimbas pada bursa Tanah Air hari ini.
Di sisi lain, FDA menyetujui penggunaan dan peredaran obat besutan Pfizer untuk menekan tingkat keparahan infeksi Covid-19. Studi menunjukkan bahwa pil tersebut memiliki efektivitas hingga 89% untuk meringankan gejala Covid sehingga tak perlu mondok di rumah sakit.
Hal ini memberikan harapan bahwa penanganan pandemi bakal kian membaik sekalipun di negara yang tingkat vaksinasinya rendah. Jika penanangan pandemi membaik, maka harapan bahwa pandemi erakhir pun bakal kian besar, sehingga ekonomi segera berjalan normal.
Sentimen positif ini semestinya menjadi katalis yang bersifat dominan mempengaruhi pergerakan pasar hari ini. Sentimen tersebut juga memberikan jalan dan landasan bagi terwujudnya praktik window dressing yang ditunggu pemodal di akhir tahun.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Indeks Keyakinan Konsumen Inggris per Desember (07:00 WIB)
- Data uang beredar RI per November (10:00 WIB)
- RUPSLB PT Timah Tbk (10:00 WIB)
- RUPSLB PT Bukalapak.com Tbk (10:00 WIB)
- RUPSLB PT Bukit Asam Tbk (13:00 WIB)
- RUPSLB PT Bunmi Resources Tbk (14:00 WIB)
- RUPSLB PT Bank QNB Indonesia Tbk (14:00 WIB)
- RUPSLB PT Pakuan Tbk (14:00 WIB)
- RUPSLB PT Trimuda Nuansa Citra Tbk (14:00 WIB)
- RUPSLB PT Aneka Tambang Tbk (15:00 WIB)
- RUPSLB PT Express Transindo Utama Tbk (15:00 WIB)
- Inflasi AS berbasis PCE per November (20:30 WIB)
- Klaim tunjangan pengangguran AS pekan lalu (20:30 WIB)
- Penjualan rumah baru AS per November (22:00 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Indikator | Tingkat |
Pertumbuhan Ekonomi (Q3-2021 YoY) | 3,51% |
Inflasi (November 2021, YoY) | 1,75% |
BI-7 Day Reverse Repo Rate (Desember 2021) | 3,50% |
Surplus/Defisit Anggaran (APBN 2021) | 5,82% PDB |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan (Q3-2021) | 1,5% PDB |
Cadangan Devisa (November 2021) | US$ 145,9 miliar |
TIM RISET CNBC INDONESIA