
Obat Covid Disetujui, Bursa Berpeluang Cetak Reli Tajam

Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat pada penutupan perdagangan Rabu (22/12/2021), memperpanjang reli yang dicetak kemarin di tengah kabar positif soal obat perawatan pasien Covid-19.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 261,19 poin (+0,74%) ke 35.753,89. Indeks S&P 500 tumbuh 47,33 poin (+1,02%) ke 4.696,56 dan Nasdaq lompat 180,81 poin (+1,18%) ke 15.521,89.
Saham Caterpillar naik 1,9% sementara Tesla melesat 7,4% setelah pengendalinya yakni Elon Musk dalam platform podcast mengatakan telah mencapai kesepakatan untuk menjual 10% sahamnya guna memenuhi kewajiban pajak.
Kemarin, indeks Dow Jones lompat 560 poin (+1,6%) sementara S&P 500 lompat 1,8% dan Nasdaq melesat 2,4%. Reli tersebut memperbaiki posisi ketiga indeks tersebut yang terbanting dalam 3 hari sebelumnya.
Namun sepanjang bulan berjalan, Desember tahun ini menurut Bespoke Investment Group menjadi bulan paling volatil bagi indeks S&P 500 sejak tahun 1953. Indeks kecemasan pasar Cboe Volatility Index sempat melonjak ke angka 35.
Saham yang terkait dengan perjalanan kembali menguat, setelah investor melancarkan pembelian di tengah koreksi. Saham Delta Air Lines melonjak 5,9%, sementara United Airlines melesat 6,9%.
Presiden AS Joe Biden dalam konferensi pers pada Selasa menyerukan warga AS mendapatkan suntikan penguat vaksin, mengklaim bahwa penerima akan "amat sangat terlindungi." Dia juga menegaskan bahwa pemerintah tak akan melakukan pembatasan sosial (lockdown) ketat seperti yang pernah diberlakukan sebelumnya.
Biden juga mengatakan bahwa 1.000 personil medis dari militer akan membantu rumah sakit menangani kenaikan pasien Covid-19. Pihaknya akan membeli 500 juta tes Covid di rumah yang gratis untuk warga AS mulai tahun depan.
Keith Buchanan, Manajer Portofolio Globalt Investments, mengatakan bahwa varian Omicron tak memicu persoalan separah varian Delta sehingga pemulihan ekonomi yang berjalan tak serta-merta bergantung pada stimulus.
"Ia menguji apakah ekonomi dan pasar bisa mempertahankan kinerja meski kebijakan moneter dan fiskal tidak selonggar sebelumnya," tuturnya seperti dikutip CNBC International.
Investor AS juga memantau rilis data ekonomi, termasuk pembelian rumah baru, penjualan rumah lama, pertumbuhan ekonomi, dan indeks keyakinan konsumen.
(ags/ags)