Internasional

Waspada, 3 Negara Umumkan Kematian Omicron

sef, CNBC Indonesia
23 December 2021 06:15
Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)
Foto: Atrian vaksin booster di Inggris. (REUTERS/HANNAH MCKAY)

Jakarta, CNBC Indonesia - Omicron diyakini memiliki gejala lebih ringan dibanding varian lain Covid-19 termasuk Delta. Namun bukan berarti hal ini membuat tidak waspada.

Kematian akibat Omicron dilaporkan terjadi di sejumlah negara. Berikut rangkumannya, dikutip CNBC Indonesia dari sejumlah sumber:

Inggris

Inggris menjadi negara pertama yang mengumumkan kematian Omicron pekan lalu. Berdasarkan pengumuman Rabu (22/12/2021), ada 18 orang meninggal karena varian baru Covid-19 itu.

Sayangnya tak ada detil lebih lanjut soal pasien ini. Termasuk apakah ia sudah divaksin dan memiliki penyakit bawaan lain.

Di kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Junior Inggris Gillian Keegan juga mengumumkan sebanyak 129 orang juga dirawat di rumah sakit karena Omicron. Pemerintah Inggris, kata dia, tak akan ragu untuk memberlakukan pembatasan Covid-19 lebih lanjut, jika data menunjukkan hal tersebut perlu.

Amerika Serikat

Pemerintah Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS), melaporkan satu kasus kematian akibat infeksi Covid-19 Omicron, Senin. Ini merupakan laporan pertama kematian akibat Omicron di Paman Sam.

Dalam laporannya, hakim Harris County, Lina Hildago menyebut bahwa pasien meninggal berusia 50-60 tahun. Ia juga dikabarkan belum menerima dosis vaksin.

"Korban, berusia antara 50-60 tahun, berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi parah dari Covid-19 karena dia tidak divaksinasi," kata departemen kesehatan dalam sebuah pernyataan dikutip media lokal Texas, KHOU.

Lebih lanjut, ia menyerukan agar warga yang belum menerima vaksin untuk segera menerima suntikan. Diharapkan kekebalan tubuh dapat terbentuk.

Israel

Israel juga melaporkan kematian Selasa. The Soroka Medical Center di Beersheba menyatakan bahwa pasien yang meninggal adalah laki-laki di umur 60-an.

Ia meninggal pada Senin, dua minggu setelah masuk ke bangsal penanganan infeksi virus corona. Diketahui ia mengidap beberapa penyakit serius sebelum dirawat Covid-19.

"Morbiditas (tingkat keparahan)nya berasal dari penyakit yang sudah ia derita sebelumnya, dan bukan dari infeksi pernapasan yang timbul akibat virus corona," kata pihak rumah sakit dikutip dari Reuters.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alasan Jokowi Belum Larang Warga Malaysia-Singapura Masuk RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular