
Dear Investor, Ada Harapan Rebound Meski Pasar Bakal Volatil

Bursa saham Amerika Serikat (AS) terbanting pada penutupan perdagangan Senin (20/12/2021), menyusul lonjakan kasus Covid-19 di negara maju akibat transmisi varian terbaru yakni Omicron yang memicu pembatasan sosial (lockdown).
Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 433 poin (-1,23%) ke 34.932,16 terseret oleh erosi saham Boeing, Goldman Sachs dan American Express. Indeks S&P 500 terbanting 52,6 poin (-1,14%) ke 4.568,02 dan sepanjang 3 hari terakhir tergerus hingga 3%, terburuk sejak September.
Sementara itu, Nasdaq drop 188,74 poin (-1,24%) ke 14.980,94 meski Netflix melesat 1,2% karena spekulasi lockdown bakal memicu pendapatan penyedia layanan streaming ini.
Omicron terlacak sudah menyebar di 43 dari 50 negara bagian AS dan di 90 negara dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat rasio penyebaran mencapai 1,5 kali dalam 3 hari terakhir.
"Ini merefleksikan peningkatan ketakpastian apakah lonjakan Omicron akan memicu penghentian aktivitas ekonomi secara luas, penambahan stimulus fiskal dari program 'Build Back Better' Presiden Biden," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, seperti dikutip CNBC International.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-anjlok ke bawah 1,4%. Artinya, harga sedang menguat karena diburu oeh pemodal yang kian resah melihat kenaikan risiko ekonomi terkait pandemi.
Saham siklikal yang dipengaruhi pembukaan ekonomi pun tertekan, seperti produsen pesawat Boeing yang sahamnya ditutup anjlok 2,2%. Sementara itu, saham maskapai Alaska Air Group dan Southwest Airlines anjlok masing-masing sebesar 1,4% dan 0,7%.
Saham energi juga anjlok, di mana ExxonMobil ambruk 1,5%. Demikian juga saham perbankan seperti Goldman Sachs dan Wells Fargo yang terpelanting 2% lebih diikuti JPMorgan dan Bank of America yang drop, masing-masing sebesar 1,8% dan 1,6%.
Di tengah kondisi demikian, Goldman Sachs memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS per kuartal I-2022 menjadi 2%, dari estimasi sebelumnya sebesar 3%. Pemangkasan proyeksi juga dilakukan untuk periode kuartal II-2021 dan kuartal III-2021.
"Dengan inflasi menurut proyeksi kami mencapai 7% dalam beberapa bulan sebelum turun kembali, kekhawatiran inflasi yang disampaikan Senator Manchin dan lainnya cenderung menetap an mempersulit jalur [ekonomi]," tulis ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius seperti dikutip CNBC International.
Sepanjang pekan ini, indeks S&P 500 anjlok 1,9%, sementara Nasdaq ambruk hingga 3% setelah investor membuang saham dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sementara Dow Jones ambruk hingga 1,7%.
Meski demikian, sepanjang bulan berjalan S&P 500 masih terhitung menguat 1,2% pada Desember ini. Sementara itu, Dow Jones menguat 2,6% dan sebaliknya Nasdaq drop 2,4%. Sepanjang tahun berjalan, S&P 500 masih tercatat melesat 23%.
(ags/ags)