
Ada 'Setan' Gentayangan, BI Tahan Bunga Acuan?

Selain itu, ada hal lain yang membuat ruang manuver kebijakan moneter menjadi terbatas. Hal itu adalah arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed.
Pada 21-22 September 2021 waktu Washington DC, Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) akan menggelar rapat, semacam RDG. Seperti BI, FOMC hampir pasti mempertahankan suku bunga di 0-0,25%. Mengutip CME FedWatch, peluangnya adalah 100%.
Namun bukan Federal Funds Rate yang akan menjadi fokus pelaku pasar di seluruh dunia. Pelaku pasar ingin mencari petunjuk soal arah kebijakan The Fed ke depan.
Selama masa pandemi, The Fed agresif melakukan quantitative easing dengan nilai US$ 120 miliar per bulan. Likuiditas ini diharapkan menjadi pelumas yang membuat roda ekonomi berputar lancar.
Sekarang, ada tendensi ekonomi Negeri Paman Sam mulai bangkit. Misalnya, University of Michigan melaporkan indeks sentimen konsumen periode September 2021 ada di 71. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 70,3.
Lalu di sisi dunia usaha, The Fed cabang Philadelphia mengumumkan indeks aktivitas manufaktur pada September 2021 sebesar 30,7. Ini menjadi yang tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Kalau roda ekonomi sudah berputar cukup kencang, apakah masih butuh pelumas? Jangan-jangan kalau terlalu banyak pelumas roda berputar kelewat kencang sehingga menyebabkan kecelakaan...
So, inilah yang membuat ekspektasi pengurangan stimulus (tapering) menjadi topik yang tiada henti menjadi pembicaraan di pasar. Semakin baik data ekonomi AS, maka semakin cepat tapering akan terjadi.
Halaman Selanjutnya --> BI Harus Jaga Rupiah
(aji/aji)