
PPKM Diperpanjang! Kesehatan Pulih, Ekonomi Nanti Dulu...

Untuk perdagangan hari ini, pelaku pasar perlu mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu Wall Street yang melemah. Merahnya Wall Street bisa mempengaruhi mental investor di Asia, sehingga IHSG sampai rupiah berada dalam bahaya.
Kedua, investor patut waspada dengan perkembangan di pasar komoditas, terutama minyak. Harga minyak dunia jatuh sangat dalam.
Pada pukul 01:52 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 72,89/barel. Anjlok 4,51% dari hari sebelumnya.
Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 71,18/barel. Ambruk 3,75%.
![]() |
Kekhawatiran terhadap penurunan permintaan menjadi pemberat langkah si emas hitam. Tidak hanya AS, data ekonomi China pun mengecewakan.
Caixin melaporkan PMI manufktur Negeri Panda pada Juli 2021 berada di 50,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 51,3 sekaligus menjadi yang terendah sejak April tahun lalu.
![]() |
Padahal AS dan China adalah dua negara konsumen minyak terbesar dunia. Pada 2018, total konsumsi minyak AS dan China mencapai 34,4 juta bare;/hari. Angka ini sudah 41% dari total konsumsi minyak dunia.
![]() |
"Oleh karena itu, pasar begitu bereaksi terhadap data di AS dan China. Sebab keduanya adalah konsumen minyak terbesar di dunia. Penurunan konsumsi di sana akan sangat mempengaruhi pasar," sebut John Kilduff, Partner di Again Capital LLC yang berbasis di New York, sebagaimana diwartakan Reuters.
Selain itu, tingginya pasokan juga membuat harga tertekan. Survei Reuters menunjukkan produksi minyak di negara-negara OPEC pada Juli 2021 alah 26,72 juta barel/hari. Bertambah 610.000 barel/hari dibandingkan sebulan sebelumnya.
Arab Saudi menjadi negara dengan kenaikan produksi tertinggi, mencapai 460.000 barel/hari. Disusul oleh Uni Emirat Arab dengan tambahan 40.000 barel/hari. Sementara Kuwait dan Nigeria menambah masing-masing 30.000 barel/hari, serta Irak naik 20.000 barel/hari.
Penurunan permintaan dan peningkatan pasokan adalah 'badai' yang sempuna. Tekanan di dua sisi sekaligus seperti ini pasti membuat harga apapun, termasuk minyak, jadi turun.
Prahara di pasar komoditas ini dikhawaitkan bisa menular ke pasar lain, apakah itu saham, valas, atau obligasi. Kalau ini sampai terjadi, mudah-mudahan tidak, maka investor tentu harus berhati-hati.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
(aji/aji)