Indonesia Jadi Episentrum Covid-19 Global, PPKM Diperpanjang?
Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses terapresiasi 1,13% ke level 6.046,75 pada perdagangan Kamis (15/7/21) dampak dari kabar positif dari China dan Amerika Serikat (AS).
Data BEI mencatat, nilai transaksi hari ini sebesar Rp 9,4 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 444 miliar di pasar reguler.
Angka penjualan ritel di China per Juni sukses melesat 12,1% secara tahunan atau melampaui ekspektasi pasar dalam konsensus Reuters yang memperkirakan angka 11%. Pertumbuhan itu mengindikasikan konsumsi masyarakat di China telah pulih kembali.
Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), bos bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi akan melandai.
Beda nasib dengan pasar modal, di pasar spot nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (15/7/2021).
Meski demikian, kabar baiknya Mata Uang Garuda masih mampu bertahan di bawah Rp 14.500/US$. Rupiah bahkan bisa saja menguat seandainya tidak tertekan akibat kemungkinan diperpanjangnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.
Melansir data Refinitiv, rupiah sebenarnya membuka perdagangan dengan menguat 0,1% ke Rp 14.460/US$, sayangnya level tersebut menjadi yang terkuat hari ini. Rupiah setelahnya masuk ke zona merah, melemah hingga 0,24% ke Rp 14.510/US$.
Rupiah berhasil memangkas pelemahan, mengakhiri perdagangan di Rp 14.480/US$ atau melemah 0,03% di pasar spot, melansir data Refintiv.
(trp/trp)