Top! Duet China-AS Bikin IHSG Meroket 1%, 267 Saham 'Terbang'

Putra, CNBC Indonesia
15 July 2021 15:32
FILE - In this Dec. 4, 2013, file photo, Chinese President Xi Jinping, right, shakes hands with then U.S. Vice President Joe Biden as they pose for photos at the Great Hall of the People in Beijing. As Americans celebrate or fume over the new president-elect, many in Asia are waking up to the reality of a Joe Biden administration with decidedly mixed feelings. Relief and hopes of economic and environmental revival jostle with needling anxiety and fears of inattention. The two nations are inexorably entwined, economically and politically, even as the U.S. military presence in the Pacific chafes against China’s expanded effort to have its way in what it sees as its natural sphere of influence. (AP Photo/Lintao Zhang, Pool, File)
Foto: Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (4/12/2020). (AP/Lintao Zhang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi 2 sukses terapresiasi 1,13% ke level 6.046,75 pada perdagangan Kamis (15/7/21) dampak dari kabar positif dari China dan Amerika Serikat (AS).

Data BEI mencatat, nilai transaksi hari ini sebesar Rp 9,4 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp 444 miliar di pasar reguler. Tercatat 267 saham naik, 218 terkoreksi, sisanya 160 stagnan.

Asing melakukan pembelian di saham PT Astra Internasional Tbk (ASII) sebesar Rp 82 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 171 miliar.

Sedangkan jual bersih dilakukan asing di saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dilego Rp 38 miliar dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang dijual Rp 22 miliar.

China membawa kabar positif dengan merilis pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sebesar 7,9%, atau mendekati konsensus pasar yang dihimpun Reuters sebesar 8,1%.

Angka itu terhitung turun dari posisi kuartal I-2021 sebesar 18,3%, tapi lebih dikarenakan aspek teknis di mana kuartal pertama merupakan momentum pembalikan ekonomi Negeri Panda sehingga terjadi lompatan.

Pasar lebih tertarik menyoroti angka penjualan ritel per Juni yang melesat 12,1% secara tahunan, atau melampaui ekspektasi pasar dalam konsensus Reuters yang memperkirakan angka 11%. Pertumbuhan itu mengindikasikan konsumsi masyarakat di China telah pulih kembali.

Pemulihan indikator ekonomi negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia tersebut memicu optimisme bahwa permintaan bahan baku dan sumber daya energi akan meningkat, sehingga membantu pemulihan negara lain yang menjadi pemasoknya, termasuk Indonesia.

Dari Amerika Serikat (AS), bos bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell menyatakan belum akan mengubah kebijakan moneternya menjadi ketat, dan memperkirakan inflasi akan melandai.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular