
Indonesia Jadi Episentrum Covid-19 Global, PPKM Diperpanjang?

Bursa saham Amerika Serikat (AS) khususnya saham-saham teknologi ditutup anjlok dini hari tadi, menyusul turunnya imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS yang menandakan naiknya risiko perekonomian dalam perspektif investor.
Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun 3 basis poin (bp) ke 1,326%, meninggalkan level tertinggi tahun ini di 1,7% pada Maret. Penurunan ini mengindikasikan pelaku pasar memborong surat utang dan kurang nyaman menaruh dananya di aset berisiko tinggi seperti saham.
Jumlah klaim tunjangan pengangguran minggu lalu yang tepat sesuai proyeksi ekonom dalam polling Dow Jones, di angka 360.000 unit dan menjadi yang terendah dalam 16 bulan terakhir, tidak cukup membantu mengangkat sentimen pasar. Padahal, angka itu lebih baik ketimbang posisi sepekan sebelumnya (373.000 unit).
Data perdagangan mencatat, indeks acuan Dow Jones menjadi satu-satunya yang sukses naik tipis 0,15% ke level 34.987, sedangkan indeks acuan S&P 500 terpaksa ambruk 0,33% ke level 4.360, sedangkan indeks acuan Nasdaq dengan komponen saham teknologi ambruk paling parah setelah terkoreksi 0,70% ke level 14.543.
Akibatnya, saham Morgan Stanley pun drop bahkan setelah perseroan merilis kinerja keuangan kuartal II-2021 yang melampaui ekspektasi. Nasib saham Wells Fargo dan Bank of America juga sama, karena penurunan yield obligasi pemerintah AS memang menekan margin laba bank.
Powell dalam pidatonya di depan Kongres mengatakan bahwa dirinya sudah mengantisipasi tingginya inflasi yang disebutkan akan terus turun dalam berberapa periode kedepan.
Meskipun demikian sebagian investor tetap berspekulasi bahwa pembalikan arah kebijakan dari moneter longgar sekarang ke moneter ketat, bakal terjadi setelah inflasi Juni melesat yang ditimpali lonjakan indeks harga produsen.
"Dalam pertemuan Juni, Komite mendiskusikan tentang perkembangan ekonomi yang mendekati sasaran kami setelah kami menjalankan pembelian aset akhir Desember lalu. Meski mencapai standard 'kemajuan lebih jauh yang substansial' masih jauh, peserta rapat menilai bahwa kemajuan akan berlanjut," tuturnya.
Selanjutnya Jay Powell juga berpidato di depan Senat hari ini. "Investor obligasi mengikuti narasi Fed terkait inflasi," tutur Jim Paulsen, Kepala Perencana Investasi Leuthold Group, sebagaimana dikutip CNBC International.
(trp/trp)