
Waspada, Corona Menggila di Asia!

Namun di Asia, situasinya berbeda. Di sejumlah negara Benua Kuning, suasananya malah sedang prihatin.
India tidak usah ditanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Bollywood per 5 Mei 2021 adalah 20.665.148 orang. Bertambah 382.315 dari hari sebelumnya. Penambahan pasien baru yang lebih dari 300.000 orang per hari sudah terjadi dalam 14 hari terakhir.
Sementara total pasien meninggal dunia per 5 Mei 2021 tercatat 226.188. Bertambah 3.780 dari hari sebelumnya, rekor tertinggi angka kematian dalam sehari.
Dalam catatan WHO, India mewakili 46% dari tambahan pasien positif dan 25% tambahan pasien meninggal dunia secara global dalam sepekan terakhir. Sungguh sangat memprihatinkan.
Di Jepang, situasinya juga lumayan mencekam. Per 5 Mei 2021, WHO mencatat jumlah pasien positif corona di Negeri Sakura adalah 612.360 orang. Bertambah 4.734 orang dari hari sebelumnya.
Dalam 14 hari terakhir, rata-rata tambahan pasien positif adalah 5.062 orang per hari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 3.709 orang per hari.
Perkembangan ini membuat pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang status darurat di Ibu Kota Tokyo dan sejumlah daerah lain seoerti Osaka, Kyoto, dan Hyogo. Akibatnya, rencana perhelatan Olimpiade jadi terancam.
Olimpiade Tokyo semestinya digelar tahun lalu tetapi diundur ke 23 Juli 2021 karena pandem virus corona. Namun waau sudah diundur pun nasibnya masih samar-samar.
Dinamika pandemi di Malaysia pun patut diwaspadai. WHO melaporkan, jumlah pasien positif corona di Negeri Harimau Malaya per 5 Amei 2021 adalah 420.632. Bertambah 3.120 orang dari hari sebelumnya.
Selama dua pekan terakhir, pasien positif rata-rata bertambah 2.940 orang setiap harinya. Lebih tinggi ketimbang rerata dua minggu sebelumnya yakni 1.867 orang per hari.
Akibatnya, pemerintah Malaysia memberlakukan pembatasan pergerakan warga (Movement Control Order/MCO) di Ibu Kota Kuala Lumpur dan Negara Bagian Selangor. Pembatasan ini akan berlaku selama dua minggu.
Perkembangan ini bisa membuat investor (dan seluruh dunia) was-was, ujungnya akan mengurangi minat untuk masuk ke pasar keuangan Asia. Kalau ini sampai terjadi, maka tentu bukan kabar baik bagi IHSG dan rupiah.
Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini
(aji/aji)
