Pada perdagangan hari ini, Kamis (15/4/2021) IHSG perlu usaha lebih besar untuk melanjutkan penguatan, sebab bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street, terkoreksi pada perdagangan Rabu waktu setempat. Selain itu, pasar saham kini mendapat pesaing dari bitcoin CS yang daya tariknya sebagai aset investasi terus meningkat. Bitcoin yang mulai menggerogoti pasar saham, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi pergerakan IHSG, rupiah, hingga SBN akan dibahas pada halaman 3 dan 4.
IHSG kemarin melesat 2,07% ke 6.050,276, setelah melemah dalam 3 hari beruntun. Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 305 miliar di pasar reguler. Jika ditambah pasar nego dan tunai, net buy tercatat Rp 1,03 triliun. Nilai transaksi mencapai Rp 10,23 triliun.
IHSG mendapat sentimen positif dari Wall Street yang pada perdagangan Selasa waktu setempat bervariasi, tetapi indeks S&P 500 sukses mencatat rekor tertinggi sepanjang masa.
Selain itu, kenaikan inflasi di AS tidak setinggi yang ditakutkan pelaku pasar, dan ekspektasi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga di akhir tahun ini meredup. Pelaku pasar pun kembali mengalirkan investasinya ke pasar saham.
Sementara itu rupiah stagnan melawan dolar AS di Rp 14.600/US$, dan bergerak dalam rentang sempit.
Kabar kurang sedap datang dari Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), yang kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
IMF kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 4,3%, dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Januari lalu sebesar 4,8%. Pada bulan Oktober tahun lalu, IMF bahkan memproyeksikan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan melesat 6,1%.
Wakil Direktur IMF untuk Departemen Asia dan Pasifik, Jonathan Ostry, mengatakan bahwa peningkatan kasus Covid-19 dan lockdown yang kembali diberlakukan di beberapa wilayah membuat prospek pertumbuhan ekonomi beberapa negara Asia Tenggara menurun.
"Kami khawatir tentang prospek pariwisata, kapan sektor tersebut akan dibuka kembali," kata Ostry pada Rabu (14/4/2021), dikutip dari CNBC International.
Indonesia, Malaysia, dan Filipina, kata, dia, termasuk di antara mereka yang harus memperketat beberapa pembatasan tahun ini menyusul lonjakan kasus Covid-19. Vaksinasi berjalan lebih lambat dibandingkan dengan banyak negara di dunia.
Sementara itu dari pasar obligasi, mayoritas Surat Berharga Negara (SBN) mengalami pelemahan yang tercermin dari kenaikan yield.
Bursa saham AS (Wall Street) berakhir variatif lagi pada perdagangan Rabu waktu setempat. Indeks S&P 500 yang mencatat rekor tertinggi di hari Selasa harus turun, sementara Nasdaq yang kedatangan "penghuni baru" malah merosot. Anjloknya saham-saham teknologi membuat kedua indeks tersebut berakhir di zona merah.
Indeks Dow Jones pada Selasa lalu berakhir melemah, tetapi kemarin mampu menguat 0,16% ke 33.730,89. Bahkan sebelumnya sempat melesat 200 poin dan menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks S&P 500 berakhir di 4.124,66, melemah 0,41%. Nasdaq anjlok 1% di 13.857,84.
Marketplace mata uang kripto, Coinbase, kemarin resmi melantai di Wall Street dan masuk ke indeks Nasdaq. Begitu perdagangan dibuka, harga saham Coinbase berada di US$ 381 per saham, kemudian melesat hingga US$ 429 per saham. Tetapi setelahnya, harganya malah berbalik dan berakhir di US$ 328,28 per saham.
Coinbase, berdiri sejak tahun 2012, dan menjadi marketplace kripto paling populer di Amerika Serikat. Coinbase kini memiliki 56 juta pengguna, naik dari akhir 2020 lalu sebanyak 43 juta, dan nyaris 2 kali lipat dari tahun 2019 sebanyak 32 juta pengguna.
Saham-saham teknologi berguguran pada perdagangan Rabu kemarin. Facebook dan Netflik turun masing-masing 2%, kemudian Amazon, Microsoft hingga Apple melemah setidaknya 1%.
Sementara itu saham-saham perbankan justru melesat, setelah melaporkan earning yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Saham Goldman Sachs naik lebih dari 2%, kemudian Wells Fargo melesat 5,5%.
Meski demikian, kenaikan tersebut belum mampu membuat Wall Street menghijau.
Wall Street sebagai kiblat bursa saham dunia yang bervariasi pada perdagangan kemarin tentunya kurang memberikan tenaga bagi bursa saham Asia pada perdagangan hari ini.
Apalagi ada sentimen negatif lagi dari IMF, yang membuat IHSG harus berjuang lebih keras untuk bisa kembali menguat.
Seperti disebutkan di halaman 1, IMF kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini menjadi 4,3%, dari sebelumnya 4,8%. Tetapi tidak hanya Indonesia, IMF juga menurunkan proyeksi PDB negara-negara Asia Tenggara yang disebut ASEAN-5.
IMF memperkirakan lima negara berkembang terbesar di Asia Tenggara secara kolektif tumbuh sebesar 4,9% pada tahun 2021, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,2%. Kelima ekonomi tersebut adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Selain itu, IHSG kini mendapat saingan dari "anak kemarin sore" dalam dunia investasi yakni bitcoin dan mata uang kripto lainnya. Popularitas mata uang kripto semakin menanjak di dalam negeri.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan naiknya kepemilikan Bitcoin di Indonesia sejalan dengan tren yang terjadi di pasar global. Tercermin dari nilai transaksi hari ini saja mencapai Rp 131 miliar, nilai ini lebih tinggi jika dibanding dengan nilai transaksi tahun lalu.
Tren lainnya juga terlihat dari jumlah member yang hampir mencapai tiga juta orang, padahal tahun lalu baru dua juta orang.
"Tren kepemilikan Bitcoin di Indonesia hampir sama di market global. Bitcoin merupakan aset kripto yang populer bagi masyarakat Indonesia atau member Indodax. Hari ini, total volumenya mencapai Rp 131 miliar. Sepertinya tahun lalu hanya berkisar jauh di bawah itu," kata Oscar kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/4/2021).
Ketika popularitas mata uang kripto menanjak, IHSG justru sedang menurun. Hal tersebut tercermin dari nilai transaksinya yang menurun drastis belakangan ini, di kisaran Rp 10 triliun per hari, padahal di bulan Januari lalu berada di kisaran Rp 20 triliun per hari.
Bitcoin CS kini semakin mendapat legitimasi di dunia investasi setelah Coinbase resmi melantai di bursa saham AS, bahkan disambut baik oleh pelaku pasar. Setelah Coinbase, marketplace kripto terbesar ke-empat, Kraken, juga berencana akan melantai pada tahun depan.
Kenaikan harga "gila-gilaan" bitcoin dan mata uang kripto lainnya membuat banyak pelaku pasar semakin tertarik menjadikanya investasi. Sepanjang tahun ini saja harga bitcoin sudah melesat lebih dari 115%. Ripple (XRP), lebih ngeri lagi dengan meroket 730%.
Bandingkan dengan indeks S&P 500 yang "hanya" menguat 10% sepanjang tahun ini, kemudian IHSG yang baru di kisaran 1%.
Tren meroketnya harga bitcoin diperkirakan masih belum akan terhenti. Bahkan, di akhir tahun ini diprediksi mencapai US$ 400.000/BTC, sementara harga saat ini di kisaran US$ 62.000/BTC. Artinya bitcoin dipredisi akan naik lebih dari 500% lagi.
Prediksi tersebut bukan diberikan oleh institusi "abal-abal", melainkan datang dari Bloomberg dalam dalam "Crypto Outlook" edisi April.
Sebelum Bloomberg, Citibank pada November lalu memproyeksikan harga bitcoin akan mencapai US$ 318.000/BTC di tahun ini.
Menurut Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa, Laksono Widodo, meskipun saat ini, Bitcoin belum dianggap sebagai instrumen finansial yang diakui oleh Bank Indonesia untuk dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau sarana transaksi, BEI melihat perkembangan Bitcoin yang naik cukup pesat, menjadi kekhawatiran tersendiri.
"Secara pribadi, ada sedikit kekhawatiran dari saya terkait hal ini. Walau saya belum tahu secara pasti seberapa besar penetrasi bitcoin di Indonesia," kata Laksono kepada awak media.
Sementara itu, nilai tukar rupiah yang belum menguat dalam 5 hari terakhir berpeluang bangkit pada hari ini, sebab indeks dolar AS yang kembali nyungsep 0,23% ke 91,639, level terendah sejak 18 Maret.
Sehari sebelumnya indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini juga melemah 0,31%, sayangnya rupiah belum mampu menguat, dan berakhir stagnan kemarin.
Dengan tertekannya indeks dolar AS dalam 2 hari beruntun, tentunya ruang penguatan rupiah lebih besar lagi.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)
Dari dalam negeri, rilis data neraca dagang akan menjadi penggerak IHSG, rupiah, hingga SBN. Neraca dagang menjadi penting karena menggambarkan kinerja ekspor dan impor. Ekspor yang tumbuh positif berarti permintaan dari luar negeri mengalami peningkatan, yang tentunya menjadi kabar bagus saat dunia mencoba memulihkan perekonomian dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.
Sementara jika impor tumbuh positif, artinya perekonomian dalam negeri terus menunjukkan pemulihan. Hasil konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia menunjukkan ekspor dan impor di bulan Maret diperkirakan tumbuh positif, yang tentunya bisa menjadi kabar bagus.
Ekspor tumbuh 12,085% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Sementara impor diproyeksi naik 6,925% yoy sehingga neraca perdagangan bakal surplus US$ 1,6 miliar.
Neraca perdagangan Indonesia selalu mencatat surplus sejak Mei 2020. Pada Oktober 2020, surplus neraca perdagangan mencapai US$ 3,58 miliar, tertinggi sejak 2010.
Surplus neraca dagang tersebut juga membantu transaksi berjalan (current account) mencetak surplus, yang menjadi modal bagi rupiah untuk menguat.
Ekspor Indonesia sudah mencatat surplus sejak November tahun lalu. Di bulan Desember. Ekspor bahkan tumbuh 14,49% YoY, menjadi yang tertinggi sejak Juli 2018.
Ekspor adalah komponen penting dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Kontribusinya adalah yang terbesar ketiga, setelah konsumsi rumah tangga dan investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).
Jadi kalau kinerja ekspor bisa dipertahankan, atau bahkan ditingkatkan, maka pertumbuhan ekonomi bisa dipacu lebih kencang.
Sementara itu impor baru mulai tumbuh pada bulan Februari lalu, setelah mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) selama 2 tahun, sejak Januari 2019 hingga Januari 2021. Pertumbuhan impor di bulan Februari juga tinggi, 14,86%.
Impor Indonesia didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal, yang digunakan untuk kepentingan industri dalam negeri. Sehingga ketika mengalami pertumbuhan, artinya roda bisnis di dalam negeri kembali bergeliat.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Data dan Agenda Berikut
Berikut beberapa data ekonomi yang akan dirilis hari ini:
- Pengumuman suku bunga bank sentral Korea Selatan (8:00 WIB)
- Data tenaga kerja Australia (8:30 WIB)
- Data neraca dagang Indonesia (11:00 WIB)
Data inflasi final Jerman (13:00 WIB) - Data inflasi final Prancis (13:45 WIB)
- Data penjualan ritel AS (19:30 WIB)
- Data aktivitas manufaktur Philadelphia dan New York (19:30)
- Data klaim tunjangan pengangguran AS (19:30 WIB)
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
TIM RISET CNBC INDONESIAÂ