
Paman Sam Kirim Kabar Gembira, Yakin Deh IHSG-Rupiah Perkasa!

Singapura yang akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 akan menjadi perhatian. Muncul ekspektasi Singapura mampu lepas dari resesi, jika itu terjadi tentunya akan menjadi kabar baik.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan (year-on-year/YoY).
Hingga kuartal IV-2020 lalu, PDB Singapura sudah mengalami kontraksi selama 4 kuartal beruntun secara tahunan. Sementara jika dilihat secara kuartalan, PDB Singapura sudah positif sejak kuartal III-2020.
Tingkat ekspor yang mengalami kenaikan dalam 4 bulan beruntun membuat pelaku pasar melihat PDB akan tumbiuh positif secara tahunan di 3 bulan pertama tahun ini.
Data dari Pemerintah Singapura menunjukkan ekspor non-minyak naik 8,2% month-to-month (MtM), dan sudah naik dalam empat bulan beruntun.
Sementara jika dibandingkan dengan Februari 2020, ekspor non-minyak naik 4,2%, dan sudah naik dalam 3 bulan beruntun.
Singapura merupakan negara yang mengandalkan ekspor guna memutar roda perekonomiannya. Pada 2019, rasio ekspor terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura adalah 104,91%. Singapura menjadi negara dengan rasio ekspor terhadap PDB terbesar di dunia. Artinya, ketika ekspornya mulai pulih, maka pertumbuhan ekonomi juga akan bangkit.
Bank ING menyebut data ekspor mengkonfirmasi perekonomian Singapura mengawali tahun 2021 dengan cukup kuat, dan PDB akan tumbuh positif di kuartal I. ING merevisi proyeksi PDB periode Januari-Maret menjadi tumbuh 0,2%, dari proyeksi sebelumnya kontraksi 2,7%.
Sementara sepanjang tahun 2021, ING memprediksi PDB Singapura akan tumbuh 5,2%.
Meski demikian, konsensus yang dihimpun Trading Economics menunjukkan jika PDB Singapura masih akan berkontraksi 0,2% di kuartal I.
Lepas atau tidaknya Singapura dari resesi akan terjawab pada hari ini.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Data dan Agenda Berikut
(pap/pap)