
Paman Sam Kirim Kabar Gembira, Yakin Deh IHSG-Rupiah Perkasa!

Bursa saham AS (Wall Street) bervariasi pada perdagangan Selasa waktu setempat. Di awal perdagangan kemarin, ketiga indeks utama langsung masuk ke zona merah, tetapi dua diantaranya berhasil bangkit. Kabar dari vaksin dari emiten Johnson & Johnson (J&J), serta rilis data inflasi AS mempengaruhi pergerakan Wall Street.
Indeks Dow Jones melemah 0,2% ke 33.677,27, sementara S&P 500 membukukan rekor tertinggi sepanjang masa setelah menguat 0,33% ke 4.141,59. Indeks Nasdaq memimpin penguatan setelah melesat lebih dari 1% le 13.996,1.
Vaksin J&J untuk sementara dihentikan penggunaannya setelah dilaporkan memicu kasus penggumpalan darah akut terhadap enam orang penerima vaksin di AS. Dugaan tersebut kini sedang ditelusuri Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention).
"Kami merekomendasikan jeda penggunaan vaksin ini menyusul banyaknya peringatan," ujar Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) dalam pernyataannya di Twitter.
Saat ini, ada 6,8 juta vaksin mereka yang siap disuntikkan ke warga AS.
Kabar tersebut muncul sebelum perdagangan Wall Street dibuka, sehingga begitu bel berbunyi ketiga indeks langsung masuk ke zona merah. Saham J&J di awal perdagangan merosot 2,5%, tetapi berhasil dipangkas dan berakhir dengan melemah 1,3%.
Selain itu, pergerakan juga dipengaruhi rilis data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi. Inflasi di AS pada bulan Maret dilaporkan tumbuh 2,6% year-on-year (YoY) lebih tinggi dari ekspektasi 2,5% YoY.
Kenaikan inflasi tersebut meski lebih tinggi dari prediksi tetapi tidak seburuk yang dibayangkan.
Pemerintah dan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kompak menyatakan bahwa inflasi AS akan meningkat beberapa bulan ke depan. Kenaikan itu diduga bersifat sesaat karena kecilnya basis Maret 2020 akibat pembatasan masyarakat (lockdown) dan mulai dibelanjakannya stimulus.
Pejabat The Fed menyatakan kesediaannya untuk membiarkan inflasi meninggi dalam beberapa waktu tanpa melakukan perubahan kebijakan akomodatif mereka, termasuk dalam ha pembelian aset di pasar dan suku bunga acuan 0,25%.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini