
Wall Street Terus Cetak Rekor, IHSG Kapan Gak Tekor?

Beralih ke barat, Wall Street yang sebelumnya dilanda koreksi pagi tadi nasibnya mujur. Tiga indeks acuan utama bursa New York kompak ditutup di zona hijau. Penguatannya pun signifikan,
Indeks Nasdaq Composite yang berisikan saham-saham teknologi memimpin penguatan dengan apresiasi sebesar 1,67%. Sementara itu indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing melompat 1,44% dan 1,13%. Dow Jones bahkan tembus rekor tertinggi barunya (all time high).
Saham-saham AS diuntungkan dengan data ketenagakerjaan yang apik. Data Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan terjadi kenaikan angka penciptaan lapangan kerja (non-farm payroll) sebanyak 916 ribu di bulan Maret.
Angka yang dirilis hari Jumat pekan lalu itu jauh lebih baik dari ekspektasi ekonom sebanyak 675.000 slip gaji. Angka pengangguran turun menjadi 6% dari bulan sebelumnya 6,2%.
Katalis positif lain dari kenaikan saham-saham Wall Street karena membaiknya sektor jasa di AS. Indeks aktivitas non-manufaktur Institute for Supply Management melonjak ke pembacaan 63,7 bulan lalu. Ini merupakan level tertinggi dalam sejarah survei.
Penguatan pasar ekuitas Paman Sam juga didukung dengan mulai kalemnya pasar obligasi AS. Yield US Treasury mulai melandai kendati masih di angka 1,7%. Sebelumnya yield sempat menyentuh level 1,75% dan lebih tinggi dari imbal hasil dari dividen S&P 500 yang hanya 1,5%.
Kenaikan yield aset minim risiko dan membuat imbal hasilnya yang lebih tinggi dari saham yang relatif lebih berisiko membuat opportunity cost memegang aset berupa saham naik dan menjadi kurang menarik.
Kenaikan yield surat utang negara AS ini tak hanya berdampak pada pasar keuangan AS saja. Namun juga meluas ke berbagai penjuru dunia tak terkecuali Indonesia.
Pelaku pasar mulai mengantisipasi kenaikan inflasi dan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang lebih cerah tahun ini akibat kebijakan makro yang masih akomodatif lewat fiskal ekspansif dan moneter longgar serta kecepatan vaksinasi yang dilakukan di Paman Sam.
Melandainya yield juga dibarengi dengan pelemahan dolar AS yang tercermin dari penurunan indeks dolar sebagai tolok ukur posisi greenback terhadap mata uang lainnya.
(twg/twg)