Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia 'rontok' kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah, sampai harga obligasi pemerintah terkoreksi akibat sentimen negatif dan positif yang datang bersamaan yakni diperpanjangnya PPKM dan tibanya vaksin AstraZeneca.
IHSG bergerak liar pada perdagangan kemarin. Dibuka hijau, IHSG bolak balik ke zona merah hingga 3 kali sebelum akhirnya ditutup terkoreksi. Indeks acuan bursa nasional tersebut anjlok 0,78% ke 6.199,64.
Nilai transaksi kemarin sebesar Rp 13,4 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 740 miliar di pasar reguler.
Pasar obligasi pemerintah juga tidak lepas dari tekanan. Imbal hasil (yield) surat utang seri acuan tenor 10 tahun naik 6 basis poin (bps) menjadi 6,817%. Kenaikan yield menandakan harga Surat Berharga Negara (SBN) menandakan harga instrumen ini sedang turun karena kurang peminat atau terpapar tekanan jual.
Tekanan di pasar saham dan obligasi, yang menandakan arus modal sedang seret, membuat rupiah melemah. Di perdagangan pasar spot, mata uang Tanah Air terdepresasi 0,28% dan berada di Rp 14.390/US$.
Posisi terkuat rupiah hari ini ada di Rp 14.380/US$ sementara terlemahnya adalah Rp 14.470/US$. Rupiah hampir menyentuh level psikologis Rp 14.500/US$.
Dari dalam negeri muncul sentimen negatif yakni Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 22 Maret 2021.
Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (8/3/2021).
"Kebijakan dalam perpanjangan dan perluasan PPKM Mikro ini dilanjutkan untuk 2 minggu ke depan, yaitu tanggal 9 Maret-22 Maret 2021," ujarnya.
Kendati demikian, PPKM skala mikro kali ini diperluas ke 3 provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara.
"Kemudian dasar hukumnya sudah diterbitkan melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2021," kata Airlangga.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa situasi saat ini masih bersifat dinamis. Pemerintah belum memiliki alasan yang kuat untuk tidak memperpanjang PPKM.
"Sifatnya masih dinamis, seperti hari ini," kata Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin (8/3/2021).
Sementara itu sentimen positif datang setelah vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca dijadwalkan tiba di Indonesia kemarin. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin tiba dalam bentuk produk jadi.
Vaksin Corona AstraZeneca didapat dari skema kerjasama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility.
"Iya dari COVAX," demikian konfirmasi Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkatnya, Senin (8/3/2021).
Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan vaksin akan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten sekitar pukul 18:30 WIB.
"Iya betul dari AstraZeneca produk jadi, melalui skema COVAX," katanya.
Pemerintah sendiri rencananya akan menggelar konferensi pers saat vaksin tersebut tiba di tanah air.
Sebagai informasi, vaksin AstraZeneca sudah mendapat persetujuan dan masuk ke dalam daftar penggunaan darurat (EUL) WHO Februari lalu. Hal ini untuk memperluas penggunaan vaksin AstraZeneca.
Selain itu, vaksin adenovirus yang dikembangkan Universitas Oxford ini sudah terbukti aman digunakan pada lansia.
"Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang dapat digunakan pada usia 60 tahun ke atas yang kita ketahui dimana kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi," kata Siti Nadia beberapa waktu lalu.
Studi di Lancet menunjukkan efikasi untuk AstraZeneca mencapai 70,4%, berdasarkan data analisis interim uji klinis di Brasil, Afrika Selatan, dan Inggris.
Bursa saham Wall Street berhasil ditutup sumringah pada perdagangan dini hari hati. Indeks saham Nasdaq memimpin penguatan dengan apresiasi 3,69%, selanjutnya indeks S&P juga terbang 1,42%, terakhir indeks nasdaq yang sempat melesat 0,8% harus puas ditutup naik 0,1% saja.
Saham-saham teknologi yang menjadi konstituen indeks Nasdaq kembali melesat setelah sebelumya sempat terkoreksi 11% dalam 3 pekan setelah imbal hasil obligasi acuan 10 tahun AS ambruk.
Saham-saham teknologi macam Apple, Microsoft, Amazon, Alphabet, Facebook, semuanya kompak melesat bahkan dianggap ke depan akan mampu melanjutkan apresiasinya.
"Sementara ini, aksi beli saat harga jatuh menjadi pemicu kenaikan harga saham teknologi, investor dapat berharap bahwa ke depan kenaikan akan masih berlanjut dalam jangka pendek." Ujar Direksi Jannet Montgomery Scott.
Bahkan harga saham Tesla yang sempat anjlok 40%, berhasil melesat 19,64% pada penutupan perdagangan dini hari tadi karena saham-saham growth stock kembali diburu serta mobil listrik yang memenangkan pangsa pasar yang makin besar di China.
China Passanger Car Association (CPCA) baru saja merilis laporan bulan Februari di mana laporan tersebut menunjukkan adanya kenaikan permintaan untuk mobil Tesla di beberapa daerah penting.
Untuk bulan Januari, Tesla mengirimkan 18,3 ribu kendaraan dimana angka ini naik dari posisi Januari tahun lalu sebesar 18% dan kenaikan diprediksi banyak pihak akan terus berlanjut hingga Maret.
Selain saham-saham teknologi, saham-saham produk konsumsi juga melesat setelah harapan akan cairnya bantuan untuk rumah tangga yang datang dari paket stimulus fiskal US$ 1,9 triliun yang akan ditandatangani pertengahan Maret diekspektasikan akan mendorong pengeluaran konsumsi.
Meskipun demikian saham-saham siklikal seperti sektor finansial, industri, dan energi yang sempat melesat terpaksa terkoreksi apresiasinya pada perdagangan dini hari tadi.
Angin segar tentu saja akan datang pada pasar keuangan pagi ini setelah bursa acuan global Wall Street ditutup sumringah sehingga bisa mengirimkan semangat bertanding bagi bursa di kawasan Asia terutama di Indonesia.
Apalagi bursa lokal akan mendapatkan tambahan tenaga setelah muncul sentimen positif yakni melandainya kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Kasus aktif merupakan jumlah penderita yang masih terpapar Covid-19 baik itu dirawat di RS atau isolasi mandiri. Hari ini, Selasa (9/3) kasus aktif di Indonesia turun 1.317 menjadi 144.311.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan awalnya kasus aktif di Indonesia terus naik saat awal pandemi hingga pekan kedua Oktober. Hal ini karena adanya libur panjang.
"Penurunan minggu kedua Oktober hingga minggu kedua November. Kemudian naik lagi pada Februari 2021, selama kenaikan tersebut ada dua libur panjang," ujar Wiku di Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Setelah mengalami kenaikan cukup tajam, akhirnya kasus aktif di Indonesia menurun signifikan tepatnya 16%. Hal ini akibat pemberlakuan PPKM yang dimulai pada 11 Januari 2021. Meski butuh waktu lama atau tepatnya 5 minggu sejak PPKM dimulai, nyatanya PPKM memiliki peran penting dalam penurunan kasus Covid-19.
"Penting diketahui PPKM Mikro punya peran penting menurunkan kasus aktif khususnya di posko desa/kelurahan. Posko berperan untuk identifikasi masyarakat yang terjangkit," katanya.
Dengan melandainya kasus aktif Covid-19 diharapkan perekonomian akah pulih dalam waktu dekat sehingga roda perekonomian dapat berputar kembali dengan normal.
Selanjutnya kabar baik juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kondisi perekonomian Indonesia menuju arah yang semakin baik. Apalagi menurutnya kondisi perekonomian Indonesia dibandingkan negara lain masih jauh lebih baik, dengan kontraksi yang tidak terlalu dalam.
"Sekarang kita trennya sudah V-shape, kalau seperti krisis 1998 kan shapenya kan seperti huruf U. Sekarang kelihatan V shape, karena IHSG dan rupiah sudah seperti Januari tahun lalu dan tahun ini sudah recover ini sudah menjadi tanda perbaikan," kata Airlangga, Selasa (09/08/2021).
Dia mengatakan beberapa negara bahkan ada yang mengalami shape 'L', artinya setelah kontraksi masih belum ada perbaikan perekonomian. Airlangga menyebutkan pndemi covid-19 menurunkan perekonomian terutama di kuartal II-2020 dengan pertumbuhan terkontraksi di kisaran 5% karena adanya penghentian mobilitas.
"Respon berikutnya seperti apa termasuk dari sisi ekonomi salah satunya dengan dikeluarkannya Perpu. Pemerintah memikirkan stimulus agar ekonomi tidak jatuh dalam, makanya kita lakukan program pemulihan ekonomi dengan anggaran yang terserap sebesar 578 T dengan langkah tersebut terlihat tren ekonomi berbalik dan secara yoy -2,07%," katanya.
Dengan respon yang dilakukan kontraksi perekonomian Indonesia menurutnya tidak sedalam yang lainnya, meski masih di bawah China, Taiwan, India, Singapura.
"Kondisi kita relatif lebih baik dibandingkan negara lain," tegasnya.
Untuk perekonomian ke depannya, pemerintah masih akan membentuk kebijakan anggaran dengan meningkatkan dana PEN dari realisasi Rp 579 triliun menjadi Rp 700 triliun. Airlangga menyebutkan masih akan ada lima kebijakan utama yakni perlindungan sosial, kesehatan, dukungan untuk UMKM, program prioritas dan insentif dunia usaha.
Beralih ke pasar global, data yang akan dinanti-nanti oleh para pelaku pasar tentunya adalah data inflasi China dan AS bulan Februari. Di China diprediksikan akan terjadi deflasi sebesar 0,3% dimana angka ini sama dengan posisi bulan Januari yang sudah mengejutkan banyak analis karena bulan lalu inflasi diprediksi flat.
Sementara itu untuk AS angka inflasi sangat dinanti karena ini akan mempengaruhi keputusan The Fed terhadap suku bunga acuan. Inflasi bulan Februari Paman Sam diprediksikan akan berada di angka 1,6% sedikit naik dari posisi bulan lalu di angka 1,4%. Ada kekhawatiran di pasar bahwa dengan inflasi yang tinggi bank sentral AS mulai akan melakukan pengetatan moneter dimulai dari tapering.
Berikut adalah sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- Inflasi China Periode Februari 2021 (08:30 WIB)
- Produksi Industri Perancis periode Januari 2021 (14:45 WIB).
- Inflasi Amerika Serikat periode Februari 2021 (20:30 WIB).
- Keputusan Suku Bunga Acuan Bank Sentral Kanada (22:00 WIB).
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Data dan Indikator Ekonomi Makro | Satuan | Nilai |
Pertumbuhan Ekonomi 2020 | %yoy | -2.07 |
Inflasi Januari 2021 | %yoy | 1.38 |
BI 7 Day Reverse Repo Rate Februari 2021 | % | 3.5 |
Surplus/Defisit Anggaran 2020 | %PDB | -5.17 |
Surplus/Defisit Transaksi Berjalan 2020 | %PDB | -0.4 |
Surplus/Defisit Neraca Pembayaran Indonesia 2020 | US$ Miliar | 2.6 |
Cadangan Devisa Februari 2021 | US$ Miliar | 138.8 |
TIM RISET CNBC INDONESIA