
Bursa AS Naik & Kasus Covid RI Turun, IHSG Siap-siap Ngegas!

Angin segar tentu saja akan datang pada pasar keuangan pagi ini setelah bursa acuan global Wall Street ditutup sumringah sehingga bisa mengirimkan semangat bertanding bagi bursa di kawasan Asia terutama di Indonesia.
Apalagi bursa lokal akan mendapatkan tambahan tenaga setelah muncul sentimen positif yakni melandainya kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Kasus aktif merupakan jumlah penderita yang masih terpapar Covid-19 baik itu dirawat di RS atau isolasi mandiri. Hari ini, Selasa (9/3) kasus aktif di Indonesia turun 1.317 menjadi 144.311.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito mengatakan awalnya kasus aktif di Indonesia terus naik saat awal pandemi hingga pekan kedua Oktober. Hal ini karena adanya libur panjang.
"Penurunan minggu kedua Oktober hingga minggu kedua November. Kemudian naik lagi pada Februari 2021, selama kenaikan tersebut ada dua libur panjang," ujar Wiku di Jakarta, Selasa (9/3/2021).
Setelah mengalami kenaikan cukup tajam, akhirnya kasus aktif di Indonesia menurun signifikan tepatnya 16%. Hal ini akibat pemberlakuan PPKM yang dimulai pada 11 Januari 2021. Meski butuh waktu lama atau tepatnya 5 minggu sejak PPKM dimulai, nyatanya PPKM memiliki peran penting dalam penurunan kasus Covid-19.
"Penting diketahui PPKM Mikro punya peran penting menurunkan kasus aktif khususnya di posko desa/kelurahan. Posko berperan untuk identifikasi masyarakat yang terjangkit," katanya.
Dengan melandainya kasus aktif Covid-19 diharapkan perekonomian akah pulih dalam waktu dekat sehingga roda perekonomian dapat berputar kembali dengan normal.
Selanjutnya kabar baik juga datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan kondisi perekonomian Indonesia menuju arah yang semakin baik. Apalagi menurutnya kondisi perekonomian Indonesia dibandingkan negara lain masih jauh lebih baik, dengan kontraksi yang tidak terlalu dalam.
"Sekarang kita trennya sudah V-shape, kalau seperti krisis 1998 kan shapenya kan seperti huruf U. Sekarang kelihatan V shape, karena IHSG dan rupiah sudah seperti Januari tahun lalu dan tahun ini sudah recover ini sudah menjadi tanda perbaikan," kata Airlangga, Selasa (09/08/2021).
Dia mengatakan beberapa negara bahkan ada yang mengalami shape 'L', artinya setelah kontraksi masih belum ada perbaikan perekonomian. Airlangga menyebutkan pndemi covid-19 menurunkan perekonomian terutama di kuartal II-2020 dengan pertumbuhan terkontraksi di kisaran 5% karena adanya penghentian mobilitas.
"Respon berikutnya seperti apa termasuk dari sisi ekonomi salah satunya dengan dikeluarkannya Perpu. Pemerintah memikirkan stimulus agar ekonomi tidak jatuh dalam, makanya kita lakukan program pemulihan ekonomi dengan anggaran yang terserap sebesar 578 T dengan langkah tersebut terlihat tren ekonomi berbalik dan secara yoy -2,07%," katanya.
Dengan respon yang dilakukan kontraksi perekonomian Indonesia menurutnya tidak sedalam yang lainnya, meski masih di bawah China, Taiwan, India, Singapura.
"Kondisi kita relatif lebih baik dibandingkan negara lain," tegasnya.
Untuk perekonomian ke depannya, pemerintah masih akan membentuk kebijakan anggaran dengan meningkatkan dana PEN dari realisasi Rp 579 triliun menjadi Rp 700 triliun. Airlangga menyebutkan masih akan ada lima kebijakan utama yakni perlindungan sosial, kesehatan, dukungan untuk UMKM, program prioritas dan insentif dunia usaha.
Beralih ke pasar global, data yang akan dinanti-nanti oleh para pelaku pasar tentunya adalah data inflasi China dan AS bulan Februari. Di China diprediksikan akan terjadi deflasi sebesar 0,3% dimana angka ini sama dengan posisi bulan Januari yang sudah mengejutkan banyak analis karena bulan lalu inflasi diprediksi flat.
Sementara itu untuk AS angka inflasi sangat dinanti karena ini akan mempengaruhi keputusan The Fed terhadap suku bunga acuan. Inflasi bulan Februari Paman Sam diprediksikan akan berada di angka 1,6% sedikit naik dari posisi bulan lalu di angka 1,4%. Ada kekhawatiran di pasar bahwa dengan inflasi yang tinggi bank sentral AS mulai akan melakukan pengetatan moneter dimulai dari tapering.
(trp/trp)