
BPOM Restui Vaksin Sinovac, IHSG Masih Kuat Tancap Gas?

Kinerja Wall Street yang ditutup dengan koreksi tentu bukan kabar yang baik untuk pasar saham Benua Asia yang akan buka pagi hari ini, Selasa (12/1/2021). Apalagi ditambah dengan ambrolnya harga Bitcoin.
Sampai dengan penutupan perdagangan bursa saham New York, Bitcoin tercatat membukukan koreksi lebih dari 15% dalam satu hari. Volatilitas Bitcoin yang tinggi sangat perlu dicermati oleh pelaku pasar.
Walaupun nilai pasar Bitcoin masih di kisaran US$ 600 - 700 miliar atau hanya 2% dari kapitalisasi pasar S&P 500 yang mencapai lebih dari US$ 32 triliun tetapi keterkaitannya dengan aset lain serta makin diliriknya aset spekulatif ini oleh pelaku pasar sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) dari potensi inflasi yang tinggi serta sebagai diversifier juga menimbulkan risiko tersendiri.
Beralih ke dalam negeri, sentimen yang akan menjadi penggerak utama pasar keuangan domestik hari ini adalah vaksin Covid-19. Setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) memutuskan untuk melabeli vaksin buatan Sinovac itu suci dan halal kini giliran Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang angkat suara.
Berdasarkan analisa yang dilakukan terhadap hasil uji klinis tahap III vaksin Sinovac di RI, diperoleh tingkat keampuhannya (efficacy) sebesar 65,3%. Memang lebih rendah dibanding hasil yang diperoleh di Turki dan Brasil yang masing-masing mencapai 91,25% dan 78%.
Namun efficacy tersebut masih lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan WHO di angka 50%. Menurut keterangan BPOM vaksin Covid-19 yang diberinama CoronaVac tersebut juga aman dan hanya memberikan gejala ringan seperti demam.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, BPOM akhirnya merestui penggunaan vaksin CoronaVac untuk keadaan darurat (emergency use authorization/EUA). Setelah BPOM memberikan lampu hijau, Presiden Joko Widod (Jokowi) akan menjadi orang pertama di RI yang disuntik vaksin.
Kabar paling anyar, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) mengatakan bahwa hari ini sebanyak 15 juta bahan baku vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi asal China itu akan tiba di Tanah Air.
Belum lama ini pemerintah mengumumkan telah mengamankan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dari dua pengembangnya yaitu AstraZeneca dan Novavax. Pemerintah tengah berupaya untuk mendapatkan 50 juta dosis tambahan dari pengembang lain yakni Pfizer.
Berdasarkan penuturan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) Indonesia diharapkan bisa memperoleh 400 juta dosis vaksin dari empat pengembang yakni Sinovac, Novavax, AstraZeneca dan Pfizer.
Ini merupakan sentimen positif bagi pasar keuangan RI. Saham-saham farmasi domestik juga patut untuk dicermati karena belakangan ini akibat sentimen vaksinasi Covid-19 pergerakan harganya menjadi liar.
Peluang IHSG untuk terapresiasi memang ada. Namun melihat Wall Street yang terkoreksi dan reli IHSG yang sudah sangat kencang patut diwaspadai. Tidak menutup kemungkinan IHSG akan lebih volatil hari ini.
Di sisi lain selagi dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS masih terus meningkat maka ada kemungkinan rupiah terdepresiasi terhadap dolar AS dan harga instrumen investasi pendapatan tetap Tanah Air bakal lanjut koreksi.
(twg/twg)