
PSBB Ketat Jawa-Bali di Depan Mata, Bagaimana Nasib IHSG?
![[DALAM] CAD](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/11/20/dalam-cad_169.jpeg?w=900&q=80)
Sentimen yang patut dicermati oleh pasar adalah terkait penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat di Pulau Jawa dan Bali.
Penerapan PSBB ketat ini membuat IHSG dan obligasi pemerintah bergerak melemah kemarin, sehingga pasar masih perlu mencermatinya.
Sayangnya, daerah-daerah yang akan dilakukan PSBB ketat adalah penyumbang utama perekonomian nasional.
Seperti DKI Jakarta, yang merupakan kontributor terbesar dengan sumbangsih 17,66% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional kuartal III-2020.
Sementara Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah menyumbang masing-masing 14,73%, 13,1%, dan 8,63%.
Pemberlakuan PSBB ketat di provinsi-provinsi itu pasti akan berdampak kepada perekonomian nasional.
Dalam kasus ekstrem, bukan tidak mungkin PDB Indonesia pada kuartal I-2021 kembali tumbuh negatif alias terkontraksi. Kalau terjadi, maka Indonesia masih terjebak di 'lumpur' resesi.
Sentimen kedua, pasar perlu mencermati permasalahan politik di Amerika Serikat (AS) yang hingga kini masih terjadi, di mana saat ini, hasil pemilihan Senat AS masih diperhitungkan.
Harapan pelaku pasar di AS adalah imbangnya porsi Senat AS, sehingga tidak terjadi ketimpangan kewenangan yang dapat merugikan masyarakat, termasuk para investor.
Pelaku pasar juga mengantisipasi data Cadangan Devisa (cadev) Indonesia per 31 Desember 2020 yang dijadwalkan rilis pada pagi hari ini.
Konsensus dari Reuters memperkirakan cadev Indonesia akan kembali mengalami penurunan menjadi US$ 133,6 miliar pada Desember 2020.
Dari luar negeri, data inflasi dan data consumer confidence (indeks keyakinan konsumen/IKK) di Zona Euro pada Desember 2020, serta data klaim pengangguran AS untuk pekan yang berakhir pada 26 Desember 2020 juga patut dicermati oleh pelaku pasar hari ini.
(chd/chd)