
Mohon Doanya, Semoga Vaksin Corona Pfizer Beredar Bulan Depan

Namun euforia kabar vaksin tidak bertahan lama. Investor (dan seluruh dunia) yang sempat terbuai kembali harus terhempas ke bumi kala melihat data penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, jumlah pasien positif corona di seluruh dunia per 20 November 2020 adalah 56.623.643 orang. Bertambah 620.744 orang (1,11%) dibandingkan sehari sebelumnya.
Dalam sepekan kemarin, jumlah pasien positif bertambah 4.095.284 orang. Lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 3.945.055 orang.
Lonjakan kasus baru, dan belum ada vaksin, membuat pemerintahan di berbagai negara masih harus menerapkan social distancing, bahkan dalam kadar yang lebih ketat. Negara seperti Swedia, yang awalnya enggan mengedepankan social distancing, pun sampai harus melakukan pembatasan.
"Jangan pergi ke pusat kebugaran, jangan pergi ke perpustakaan, jangan mengundang makan malam. Batalkan. Ini adalah norma baru bagi seluruh masyarakat," tegas Stevan Lofven, Perdana Menteri Swedia, seperti dikutip dari Reuters.
Pengetatan pembatasan sosial yang terjadi di banyak negara membuat prospek ekonomi menjadi suram. Roda ekonomi bergerak sangat perlahan, sehingga semakin sulit untuk keluar dari jurang resesi.
Kegalauan tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di bursa saham New York. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 turun 0,73% secara point-to-point, tetapi Nasdaq Composite mampu menguat terbatas 0,22%.
"Terjadi tarik-menarik di pasar antara lonjakan kasus Covid-19 dan kemajuan dalam pengembangan vaksin. Ini sepertinya masih akan terjadi sampai penggunaan vaksin disetujui dan disitribusikan," kata David Carter, Chief Investment Officer di Lennox Wealth Advisors yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.
