Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan kasus terjangkit virus corona (Covid-19) di Eropa semakin menggila. Sejumlah negara memperketat penguncian bahkan melakukan pembatasan sosial kembali.
Prancis misalnya menjadi negara Eropa pertama yang melampaui 2 juta kasus Covid-19, per Selasa (17/11/2020). Padahal negeri Presiden Emmanuel Macron sudah melakukan aturan penguncian (lockdown) nasional sejak 30 Oktober.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran mengatakan bahwa negara itu mendapatkan kembali kendali atas virus corona setelah lockdown. TetapiĀ negara belum siap untuk mencabutnya.
Terlepas dari kasus harian yang lebih sedikit, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di sana. Prancis memiliki jumlah kematian tertinggi ketiga di Eropa setelah Inggris dan Italia.
Pemerintah Macron telah menetapkan target 1 Desember untuk mengakhiri lockdown. Meskipun ada kemungkinan diperpanjang jika jumlahnya tidak turun cukup cepat.
Prancis tercatat memiliki 2.036.755 kasus terjangkit, dengan 46.273 kematian, dan 143.152 pasien berhasil sembuh.
HAL 2>>
Sementara itu, kenaikan kasus juga melanda Swedia. Negara itu sedang dihantam gelombang kedua corona, dengan meningkatnya kasus terinfeksi dan rawat inap di rumah sakit.
Swedia sendiri tidak pernah memberlakukan lockdown sepanjang pandemi berlangsung. Namun kini pembatasan sosial berkala besar (PSBB) dilakukan mulai Senin (16/11/2020).
Swedia memperketat aturan pertemuan publik. Lebih dari delapan orang tidak lagi diizinkan. Kasus total saat ini tercatat sebanyak 192.439 dengan 6.225 kematian.
"Ini adalah norma baru bagi seluruh masyarakat. Jangan pergi ke gym, jangan pergi ke perpustakaan, jangan mengadakan makan malam. Batalkan," kata Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven dalam konferensi pers, dikutip dari CNBC International.
Larangan itu diberlakukan pada 24 November dan akan berlaku selama empat minggu terakhir. Meskipun demikian, sebagian besar sekolah, bisnis, bar, restoran, dan kafe tetap buka.
Terlepas dari beberapa kritik internasional atas pendekatannya, pemerintah Swedia dan ahli epidemiologi negara bagian Anders Tegnell membela strategi tersebut sebagai keseimbangan antara keamanan publik dan perlindungan ekonomi.
Hal 3>>
Di belahan dunia lain, tepatnya di Turki, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan aturan jam malam parsial dan memerintahkan restoran dan kedai kopi untuk beralih ke layanan antar-jemput karena kasus infeksi Covid-19 dan kematian meningkat.
"Kami menghadapi situasi serius. Jumlah kasus dan kematian telah mencapai tingkat yang serius, dimulai dengan Istanbul, jadi kami perlu lebih berhati-hati," kata Erdogan setelah memimpin rapat kabinet pada Selasa, dikutip dari TRT World.
Erdogan mengatakan jam malam mulai diberlakukan pada Jumat (20/11/2020) pukul 20:00 malam hingga 10:00 pagi waktu setempat.
Gelombang pembatasan terbaru juga mencakup penutupan semua bioskop dan jam terbatas untuk sebagian besar toko dan pusat perbelanjaan. Sekolah yang sedang istirahat tengah semester akan beralih ke pembelajaran jarak jauh hingga akhir tahun 2020.
Jam malam parsial yang sudah berlaku bagi orang-orang yang berusia di atas 65 tahun juga telah diperluas untuk mencakup mereka yang berusia di bawah 20 tahun, kecuali mereka yang harus keluar untuk bekerja.
Mal, pasar, restoran, dan salon akan buka dari jam 10 pagi hingga 8 malam sepanjang minggu, sedangkan restoran dan kafe hanya akan menyediakan layanan pengiriman. Sementara kompetisi olahraga akan terus dimainkan tanpa penonton.
Turki kini tercatat memiliki 421.413 kasus terjangkit, dengan 11.704 kasus kematian, dan 359.063 pasien berhasil sembuh.
Menurut Worldometers, data corona global per Rabu (18/11/2020) mencatat lebih dari 55,9 juta orang positif Covid-19. Sementara pasien meninggal melebihi 1,3 juta orang, dan lebih dari 38,9 juta orang berhasil sembuh.
Berikut 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia:
1. Amerika Serikat (11.693.756 positif, 254.251 meninggal, 7.077.815 sembuh)
2. India (8.912.704 positif, 131.031 meninggal, 8.333.013 sembuh)
3. Brasil (5.911.758 positif, 166.743 meninggal, 5.361.592 sembuh)
4. Prancis (2.036.755 positif, 46.273 meninggal, 143.152 sembuh)
5. Rusia (1.971.013 positif, 33.931 meninggal, 1.475.904 sembuh)
6. Spanyol (1.535.058 positif, 41.688 meninggal)
7. Inggris (1.410.732 positif, 52.745 meninggal)
8. Argentina (1.329.005 positif, 36.106 meninggal, 1.148.833 sembuh)
9. Italia (1.238.072 positif, 46.464 meninggal, 457.798 sembuh)
10. Kolumbia (1.211.128 positif, 34.381 meninggal, 1.118.902 sembuh)