
Pilpres AS di Depan Mata, Ada Sinyal IHSG Bakal Perkasa!

Bursa saham AS (Wall Street) menguat tajam pada perdagangan Senin waktu setempat, setelah data menunjukkan sektor manufaktur negeri Paman Sam naik ke level tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Indeks Dow Jones menguat 1,6% ke 26,925,05, S&P 500 +1,23% ke 3,310,24, dan Nasdaq +0,42% ke 10.957,61.
Institute for Supply Management (ISM) melaporkan PMI manufaktur di bulan Oktober melesat menjadi 59,3 dari 55,4 di bulan sebelumnya. PMI di bulan Oktober tersebut merupakan yang tertinggi sejak September 2018.
Rilis tersebut menunjukkan jika momentum pemulihan ekonomi di AS masih terakselerasi di kuartal IV-2020.
Pada Kamis pekan lalu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari produk domestik bruto (PDB) tumbuh 33,1% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized).
PDB di kuartal III-2020 tersebut lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 31,9% maupun Dow Jones sebesar 32%, dan membalikkan kontraksi (tumbuh negatif) 31,4% di kuartal II-2020 lalu.
Jika dilihat secara tahunan (year-on-year/YoY), PDB di kuartal III-2020 masih mengalami kontraksi 2,9%, meski lebih baik ketimbang 3 bulan sebelumnya minus 9%.
Meski demikian, sepanjang pekan lalu, ketiga indeks utama tersebut mencatat kinerja terburuk sejak Maret. Indeks Dow Jones dan S&P 500 ambrol 6,5% dan 5,6% sepanjang pekan lalu, sementara Nasdaq merosot lebih dari 5%.
Sebabnya, jumlah kasus pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang mencatat rekor penambahan harian, dikhawatirkan membuat pemulihan ekonomi terhambat. Melansir CNBC International, pada Kamis lalu, jumlah kasus Covid-19 di AS bertambah sebanyak 88.521 kasus, menjadi yang terbanyak sejak pertama kali terpapar.
Selain itu, pelaku pasar sebenarnya juga menanti hasil pemilihan presiden (pilpres) di AS.
"Dunia secara umum masih memegang pola bahwa investor menunggu kepastian seputar pilpres AS," tutur Adam Crisafulli, pendiri Vital Knowledge, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. "Dunia sepertinya bakal jauh lebih terang dalam beberapa hari berkat pilpres, pembahasan stimulus di Washington, dukungan bank sentral lebih jauh."
(pap/pap)